Dongeng Sebelum Tidur Kisah Putri Cantik Dengan Kekuatan Ajaibnya
Dongeng Sebelum Tidur Putri Elsa Dan Putri Anna
Alkisah di kerajaan yang damai bernama Arendelle, sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang baik dan bijaksana. Raja yang adil dan menyayangi rakyat juga kepada keluarganya sendiri. Apalagi sang Ratu kerajaan memiliki dua orang putri yang cantik bernama Elsa dan Anna.
Putri raja yang bernama Elsa memiliki kekuatan sihir yang dimilikinya sejak lahir, sihirnya adalah mampu mengeluarkan butiran es dari kedua tangannya. Biasanya Anna mengajak kakaknya Elsa untuk bermain di ruang tengah kerajaan, mereka biasa bermain salju dan membuat boneka salju. Hingga tanpa sengaja Anna terkena sihir Elsa di beberapa helai rambutnya yang langsung memutih, langsung saja Anna pingsan dan tubuhnya menjadi sangat dingin. Sedingin es.
Hidup putri Anna masih bisa diselamatkan berkat bantuan Raja Troll, setelah kejadian itu raja memiliki kebijakan supaya putri Elsa dapat mengendalikan kekuatannya. Sihir yang dimiliki putri Elsa menjadi semakin kuat seiring bertambahnya usia. Raja menutup gerbang istana, mengurangi staff pegawai dan mengurangi interaksi dengan keluarga sekalipun, termasuk mengurangi interaksi dengan adiknya sendiri putri Anna.
Melihat kakaknya putri Elsa yang menjauh, maka putri Anna merasa kesepian. Dia hanya bicara dan bermain seorang sendiri. Sedangkan putri Elsa menjadi pribadi yang menutup diri dari dunia luar. Bahkan putri Elsa tidak mengantarkan kepergian orang tuanya di tempat peristirahatan yang terakhir.
Ya, orangtua putri Elsa atau Raja dan Ratu Arendelle mengalami kecelakaan ketika di perjalanan, mereka ditelan badai dahsyat yang mengamuk di tengah lautan. Sehingga kapal kerajaan menjadi karam di lautan.
Pagi yang cerah sudah hadir di kerajaan Arendelle, ditambah dengan riuh dan tawa rakyatnya yang sedang bahagia. Kemudian di dalam kerajaan juga sudah sibuk dengan persiapan, terkecuali putri Anna yang masih di kamarnya.
“Putri Anna?!” seru pelayan istana dari balik pintu kamar putri Anna.
“Iya, ada apa?” tanya putri Anna yang barusaja bangun dan menggeliat malas di tempat tidurnya.
“Hari ini hari penting,” ucap pelayan lagi.
“Penting apa?” tanya putri Anna.
“Sekarang hari penobatan kakak anda, Ratu Elsa.” Pelayan kembali menjelaskan kegiatan hari ini.
Putri Anna langsung bangkit dari tempat tidurnya, ia sangat bahagia. Kemudian segera membersihkan diri di kamar mandi sambil bersenandung riang.
Hari ini sangat penting bagi pihak kerajaan dan rakyat Arendelle, dimana setelah tiga tahun terdapat kekosongan jabatan pemimpin di dalam kerajaan. Ditambah lagi dengan rasa penasaran rakyat terhadap keadaan kedua putri raja Arendelle yang sudah sejak lama tidak dilihat oleh rakyatnya sendiri, jauh hari sebelum raja dan ratu meninggal dunia. Jadi, bisa dirasakan sendiri bagaimana kerinduan rakyat untuk bertemu kedua putri yang sekarang sudah beranjak dewasa. Di sisi lain, putri Elsa merasa takut untuk berinteraksi dan menyentuh pusaka penobatan di hadapan seluruh rakyat. Semakin ia dewasa maka kekuatan sihirnya semakin menjadi kuat, bahkan tidak dapat lagi disembunyikan oleh sarung tangan yang membungkus kedua tangannya sejak dulu.
Rakyat yang menyaksikan penobatan putri Elsa menjadi seorang ratu Arendelle terkejut ketika melihat pusaka penobatan menjadi beku seketika setelah dipegang oleh putri Anna. Kemudian ia segera meletakkan kembali pusaka penobatan ke tempatnya semula dan segera memakai sarung tangannya.
“Ternyata putri Anna seorang monster!!” seru seseorang di sudut ruangan.
“Dia harus diusir, jangan sampai terkena kutukannya yang menakutkan.” Tambah lagi oleh seseorang di sudut ruangan lain. Kemudian semua orang mulai saling berbisik dan menatap takut pada putri Elsa.
Semua orang perlahan terpengaruhi dan menjadi takut pada putri Elsa. Putri Anna juga ikut terkejut melihat reaksi tangan Elsa yang bisa mengeluarkan sihir es dan membuat beku semua benda. Hal itu terjadi karena ingatan masa kecil putri Anna sudah dihapus oleh raja Troll, demi kebaikan putri Anna sejak kecelakaan yang pernah menimpanya sewaktu kecil.
Melihat keadaan itu maka putri Elsa segera berlari menuju keluar ruangan penobatan. Ia pergi dari istana dalam kesedihan yang menyakitkan. Ia tidak mendengarkan putri Anna yang berkali-kali memanggil namanya, putri Elsa terus berlari menuju hutan di pegunungan utara. Suasana Arendelle tiba-tiba menjadi dingin dan dipenuhi salju yang tebal. Ya, hal itu akibat kekecewaan putri Elsa dan bisa berdampak pada alam yang dipijaknya. Kekuatannya sudah semakin besar dan perlu pengendalian yang baik untuk mengatur kekuatannya sendiri.
Di tengah hutan yang cukup jauh dari kerajaan Arendelle, maka putri Elsa membangun istananya sendiri yang terbuat dari bongkahan es yang beku dan dingin. Kemudian bumi Arendelle juga mendapatkan dampak yang lebih parah, dimana semuanya menjadi beku dan kapal-kapal tidak bisa dijalankan karena sungai yang mengelilingi kerajaan Arendelle beku seketika. Kemudian putri Elsa akan tinggal di istananya sendiri dan tidak akan kembali ke Arendelle, tempat dimana ia tidak diterima dan dihargai karena kekuatan yang dimilikinya.
Melihat keadaan yang semakin parah dengan cuaca dingin yang ekstrem, maka putri Anna harus menemukan kakaknya supaya musim dingin bisa dihentikan. Setelah berpamitan pada seluruh rakyat Arendelle, maka putri Anna pergi dengan mengendarai kuda untuk mencari kakaknya sendiri, putri Elsa.
Putri Anna berhasil menemukan istana putri Elsa berkat bantuan seorang manusia salju bernama Olaf. Sebelumnya putri Anna berjalan menuju pegunungan utara bersama teman yang bernama Kristoff dan rusanya yang bernama Sven. Putri Anna dan teman-temannya telah sampai di pintu utama istana kakaknya putri Elsa.
“Putri Anna, kami akan menunggu di sini saja,” ucap Olaf yang segera duduk bersama Sven dan Kristoff di pelataran istana yang dingin.
“Baiklah, aku perlu bicara berdua dengannya,” ujar putri Anna yang segera masuk ke dalam istana yang sepi.
Putri Anna akhirnya menemuka putri Elsa di balkon istana. “Elsa?”
“Anna, apa yang kamu lakukan di sini?” tanya putri Elsa.
“Aku ingin kamu kembali, rakyat Arendelle membutuhkanmu.” Putri Anna meminta pada kakaknya untuk pulang.
“Tidak, Anna." Putri Elsa menolaknya dengan tegas.
“Tapi, rakyat Arendelle membutuhkanmu untuk menghentikan musim dingin ini, Elsa.” Putri Anna bersikeras untuk membujuk kakaknya putri Elsa.
Putri Elsa marah dan secara tiba-tiba mengeluarkan kekuatannya dan mengenai dada putri Anna.
”Aku tidak akan pernah kembali kesana, ingat itu! Sekarang pergilah, pulang sekarang juga, Anna.”
Kemudian putri Anna tersungkur karena besarnya kekuatan yang menyerangnya. Kristoff dan yang lainnya segera menghampiri putri Anna.
“Kita harus pergi dari tempat ini, Anna!” ajak Kristoff yang membantu putri Anna untuk kembali berdiri. Tanpa banyak komentar, putri Anna mengikuti saran teman-temannya. Langkah gontai putri Anna yang tidak bisa membujuk saudarinya sendiri untuk pulang ke rumahnya. Ya, dia sangat sedih.
“Ayo kita pulang sekarang!” ajak putri Anna kepada teman-temannya. “Dia tidak ingin kembali dan setelah kita pulang, mungkin aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi.” Putri Anna merasa putus asa dengan keadaannya sendiri.
“Baiklah, ayo kita pulang sekarang juga,” ucap Kristoff yang berjalan menuju pintu keluar.
“Aku juga ingin ikut bersamamu putri Anna.” Olaf akhirnya angkat bicara.
“Tentusaja, di sana banyak anak kecil yang bisa bermain denganmu, Olaf.” Putri Anna ikut senang punya teman baru, yakni seorang manusia salju yang bisa bicara.
Pesan moral :
Kita harus berusaha untuk mendapatkan segala sesuatu, tapi jika Tuhan belum berkehendak. Maka kita tidak boleh memaksakan diri untuk mendapatkannya. Tuhan selalu memberikan yang terbaik. Tunggu saja!
Baca Juga : Kisah bawang merah dan bawang Putih
Putri Anna sudah pergi dari istana putri Elsa di pegunungan utara. Akan tetapi bukan berarti putri Elsa bisa hidup damai di dalam istananya. Karena pasukan berkuda sedang menuju istananya.
Ya, pasukan berkuda itu dipimpin pangeran. Dia seorang pangeran dari negeri tetangga yang juga ikut menyaksikan penobatan ratu Elsa, hendak mencari kesempatan untuk menduduki posisi di kerajaan, ia berencana untuk mengkudeta kerajaan Arendelle. Caranya adalah dengan mencari putri Elsa dan membawanya ke istana supaya mau menjadikannya seorang raja baru, sehingga ia akan menjadi raja di Arendelle. Namanya Hans, pangeran Hans.
Tibalah pangeran Hans di depan istana putri Elsa yang terbuat dari bongkahan es yang membeku. Kemudian ia segera turun dari kudanya dan memerintahkan pasukan untuk masuk ke dalam istana dengan membawa senjata tajam.
“Kalian harus cari putri Elsa di dalam, kalian boleh membawanya secara paksa asal tidak menyakitinya.” Pangeran Hans memberi komando pada pasukannya dengan terperinci.
Semua pasukan pergi tanpa menunggu komando lagi Sedangkan pangeran Hans berdiri di depan istana dengan senyum liciknya.
Putri Anna dan teman-temannya masih berada di perjalanan menuju istana, mereka berjalan kaki sehingga membutuhkan waktu untuk beristirahat sebentar di dekat tebing berbatu.
“Kristoff?!” seru putri Anna.
“Ada apa, Anna?” tanya Kristoff yang menghentikan langkahnya.
“Aku lelah, kita istirahat dulu sebentar,” ajak putri Anna yang sudah duduk di sembarang tempat. Kemudian Kristoff juga duduk di samping putri Anna.
“Hei, Anna! Kenapa dengan rambutmu?” tanya Kristoff yang heran dengan rambut Anna.
“Kenapa memangnya? Mungkin terkena butiran salju, Kris.” Putri Anna menjawab dengan tawa di akhirnya.
“Bukan, tapi hanya putih di beberapa bagian saja.” Kristoff segera menyanggah jawaban putri Anna. Kristoff mulai khawatir. “Kamu harus ikut denganku sebelum pulang ke istana.”
Putri Anna penasaran, “kemana, Kristoff?”
Kristoff segera berdiri, “Hanya sebentar saja untuk memastikan bahwa kamu baik-baik saja,” ucap Kristoff yang juga mengajak Sven dan Olaf. “Ayo, kita pergi Olaf!”
“Baiklah,” jawab Olaf yang bersemangat. Kemudian menatap putri Anna, “Kristoff akan dibawa kemana, Anna?”
Putri Anna hanya tersenyum lemah, “Entahlah, Olaf. Katanya hanya sebentar saja.”
Kristoff dan putri Anna yang diikuti Sven berjalan beriringan dengan Olaf menuju suatu tempat untuk memastikan keadaan putri Anna. Semoga ini tidak separah dengan apa yang dipikirkan oleh Kristoff.
Tibalah Kristoff dan kawan-kawan di istana para Troll yang sepi. Seperti biasa, ia hanya melihat jajaran seperti batu-batu bulat sempurna yang akan berubah dengan segera.
“Halo, ada yang bisa mendengarku? Aku ingin bertemu Raja!” seru Kristoff.
Kemudian satu batu bundar yang paling besar menggelinding lurus ke arah Kristoff, batu itu bangun dan berubah menjadi sosok raja yang dicarinya. Selanjutnya batu-batu lain juga berubah menjadi para pasukan Troll. Mungkin mereka terbangun oleh kedatangan Kristoff.
“Raja, dapatkah anda membantuku?” tanya Kristoff yang sudah bersimpuh hormat di hadapan raja Troll.
“Apa yang bisa kubantu, Kristoff?” tanya raja Troll yang sudah kenal kepadanya sejak lama.
“Temanku, Anna butuh bantuanmu.” Kristoff segera menunjuk putri Anna yang sudah terlihat lemah. Kemudian Kristoff segera membantunya untuk mendekat kepada raja Troll.
“Kau adalah putri raja Arendelle itu, kemarilah anakku!” ajak raja Troll yang masih ingat dengan kejadian yang pernah menimpa putri Anna sejak masih kecil dulu. Ya, raja Troll yang pernah menolongnya.
Kemudian tanpa komando, putri Anna langsung menyodorkan tangannya. Raja Troll sangat kaget dengan apa yang dilihatnya.
“Anna, kekuatan kakakmu sudah tembus ke dalam hatimu,” ucap raja Troll yang menunduk sedih.
“Aku tidak bisa membantumu, kecuali dengan bantuan tindakan cinta sejati.”
Belum sempat raja Troll menyelesaikan penjelasannya, putri Anna sudah pingsan dan tubuhnya sudah semakin dingin.
“Anna, Anna bangun! bangun!” Kristoff sangat panik sembari mengguncangkan tubuh putri Anna yang sudah lemah dan semakin pucat.
“Aku tidak bisa mengobatinya, Kristoff. Akan tetapi jika Anna tidak disembuhkan segera, maka dia bisa tiada, Kristoff!.” Raja Troll mengingatkan Kristoff.
Mendengar perkataan raja Troll, maka Kristoff menjadi tegang dan bingung mencari cara, “Baiklah Raja, aku akan segera membawanya ke istana supaya bertemu dengan pangeran Hans. Anna sangat mencintainya.”
Kristoff segera memangku putri Anna dan segera pergi dengan bantuan Sven, rusanya. Sven memacu kekuatan berlarinya dengan penuh supaya cepat sampai di istana Arendelle.
Tak lama akhirnya mereka sampai di pintu gerbang dan Kristoff segera menyerahkan putri Anna kepada pelayan istana yang sudah menyambutnya di pintu gerbang.
“Aku mohon kepada kalian, cepata bawa putri Anna pada pangeran Hans. Dia sakit dan hanya pangeran Hans yang bisa menyembuhkannya.” Kristoff menjelaskan keadaan putri Anna yang sakit parah dan membutuhkan bantuan yang segera.
Di sudut lain istana Arendelle dimana putri Elsa dikurung dengan tangan yang dibungkus oleh borgol besi, dimana borgol itu menutupi seluruh telapak tangannya. Sehingga dia tidak bisa menggunakan kekuatannya.
Kemudian secara tiba-tiba terjadi badai salju yang hebat, seluruh ruangan yang mengurung putri Elsa menjadi beku seketika dan borgol yang mengikatnya menjadi terlepas. Sehingga ia bisa dengan mudah untuk kabur dari ruangan itu tanpa sepengetahuan pangeran Hans yang jahat.
“Anna, Anna!” panggil putri Elsa yang berkali-kali memanggil adiknya, putri Anna. Putri Elsa berada di tengah-tengah badai, dimana lantai yang dipijaknya adalah hamparan luas sungai yang mengelilingi kerajaan Arendelle. Begitu juga putri Anna yang ditemani Olaf tengah berusaha untuk keluar dari ruangan yang mengurung dirinya, ia berjalan tertatih di tengah badai hendak mencari Kristoff untuk mencari bantuan sesuai saran Olaf tentang cinta sejatinya.
Kemudian di ujung pandang Kristoff yang kembali setelah berniat pulang, akhirnya menangkap sosok Anna di tengah badai yang berkecamuk. Dia berusaha menuju ke arah putri Anna yang mulai lemas. Apalagi putri Anna sebentar lagi akan membeku, terlihat dari telapak tangannya yang perlahan membeku seperti bongkahan es yang dipijaknya. Putri Anna menyadari keadaan tangannya akan tetapi tidak menyerah untuk menuju Kristoff yang berjalan ke arahnya.
“Kristoff! Kristoff!” panggil putri Anna yang tetap berjalan tertatih menuju Kristoff yang sedang berlari ke arahnya.
“Anna! Anna!” Kristoff juga berulangkali memanggil putri Anna. Ia bisa melihat sosok putri Anna perlahan mendekat. Kemudian dengan segera badai salju tiba-tiba berhenti dengan sendirinya.
Ketika jarak antara Kristoff semakin dekat, putri Anna terkejut melihat kakaknya putri Elsa tersungkur di belakang pangeran Hans. Kemudian pangeran Hans mengeluarkan sebilah pedang dari sabuknya.
Sontak saja putri Anna berpaling untuk mendekat pada Kristoff, ia langsung berlari sekuat tenaga menuju kakaknya putri Elsa yang akan dihunus oleh pedang pangeran Hans dari belakang.
“Tidakkk!” teriak putri Anna sembari menghalau pedang yang mulai menghujam. Ya, ia menahan
dengan tangan kanannya. Akhirnya pedang itu tak mengenai punggung putri Anna. Akan tetapi putri Anna sudah menjadi putri yang beku. Dia tidak sempat terselamatkan oleh tindakan cinta sejati yang tidak diketahuinya. Ya, putri Anna belum tahu benar tentang siapa yang akan menyembuhkannya.
Putri Elsa segera berbalik badan dan sangat terkejut dengan kondisi adiknya, putri Anna sudah menjadi beku.
“Tidak! tidak! ini tidak boleh terjadi!” teriak putri Elsa yang segera berhadapan dengan sosok
adiknya yang sudah membeku, kemudian menangis histeris. Putri Elsa segera memeluk adiknya yang sudah beku. “Anna, kumohon kembalilah!”
Kristoff, Sven dan Olaf yang perlahan menghampiri hanya tertunduk sedih melihat putri Elsa menangisi adiknya. Rakyat negeri Arendelle yang menyaksikan kejadian ini juga ikut bersedih, melihat putri dari negerinya bernasib malang.
Putri Elsa terus menangis di pelukan adiknya yang beku dan tanpa disadari keajaiban mulai datang.
Olaf dan Sven lebih dahulu sadar dengan keajaiban itu, kemudian Kristoff akhirnya mengetahui setelah Sven menyenggol lengannya.
Ya, sihir beku yang masuk ke dalam hatinya perlahan hilang dari seluruh tubuhnya yang sempat beku. Putri Anna kembali pulih seperti sedia kala dan segera memanggil kakaknya.
“Elsa?” tanya putri Anna yang baru tersadar tengah dipeluk kakaknya sendiri.
“Anna!” panggil putri Elsa yang terkejut dan segera melepaskan pelukannya. Mereka menangis bahagia karena putri Anna kembali seperti sedia kala. Bukan hanya mereka berdua, tapi semua rakyat Arendelle juga ikut bersukacita bahkan mereka bertepuk tangan bahagia bersama-sama.
Kerajaan Arendelle kembali pada kedamaiannya seperti pada zaman raja dan ratu masih ada bersama rakyatnya. Putri Elsa disambut bahagia oleh seluruh rakyat Arendelle, mereka tidak lagi menaruh curiga terhadap kekuatan yang dimilikinya.
Pangeran Hans dan semua orang yang ikut merencanakan untuk menculik putri Elsa diamankan oleh petugas keamanan istana, kemudian dikembalikan ke negeri asalnya dan memutuskan hubungan dagang dengan tidak hormat.
Hari ini seluruh rakyat Arendelle berkumpul di balai pertemuan untuk sebuah perayaan. Tentusaja dihadiri oleh ratu Elsa, putri Anna dan Olaf yang mendapatkan salju abadi pemberian dari ratu Elsa.
“Kalian siap?!” seru ratu Elsa kepada seluruh rakyat yang hadir.
“Siap!” jawab seluruh rakyat dengan seruan yang kompak.
Ratu Elsa menghentakkan kaki kanannya dan seketika lantai berubah menjadi arena ski salju. Semua orang bersukaria dan mulai bermain ski sambil menari-nari bahagia.
Negeri Arendelle menjadi salah satu negeri paling bahagia dibandingkan dengan negara lainnya. Ratu Elsa dan putri Anna hidup bahagia.
Pesan moral :
Kejahatan akan selalu kalah oleh kebenaran yang sesungguhnya. Rasa sedih akan selalu digantikan dengan kebahagiaan. Itu sudah menjadi rumus yang baku dalam kehidupan. Maka kita akan mendapatkannya. Percayalah.
Hari Penobatan Ratu Elsa
Sumber gambar : smpkartini2 |
Alkisah di kerajaan yang damai bernama Arendelle, sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang baik dan bijaksana. Raja yang adil dan menyayangi rakyat juga kepada keluarganya sendiri. Apalagi sang Ratu kerajaan memiliki dua orang putri yang cantik bernama Elsa dan Anna.
Putri raja yang bernama Elsa memiliki kekuatan sihir yang dimilikinya sejak lahir, sihirnya adalah mampu mengeluarkan butiran es dari kedua tangannya. Biasanya Anna mengajak kakaknya Elsa untuk bermain di ruang tengah kerajaan, mereka biasa bermain salju dan membuat boneka salju. Hingga tanpa sengaja Anna terkena sihir Elsa di beberapa helai rambutnya yang langsung memutih, langsung saja Anna pingsan dan tubuhnya menjadi sangat dingin. Sedingin es.
***
Hidup putri Anna masih bisa diselamatkan berkat bantuan Raja Troll, setelah kejadian itu raja memiliki kebijakan supaya putri Elsa dapat mengendalikan kekuatannya. Sihir yang dimiliki putri Elsa menjadi semakin kuat seiring bertambahnya usia. Raja menutup gerbang istana, mengurangi staff pegawai dan mengurangi interaksi dengan keluarga sekalipun, termasuk mengurangi interaksi dengan adiknya sendiri putri Anna.
Melihat kakaknya putri Elsa yang menjauh, maka putri Anna merasa kesepian. Dia hanya bicara dan bermain seorang sendiri. Sedangkan putri Elsa menjadi pribadi yang menutup diri dari dunia luar. Bahkan putri Elsa tidak mengantarkan kepergian orang tuanya di tempat peristirahatan yang terakhir.
Ya, orangtua putri Elsa atau Raja dan Ratu Arendelle mengalami kecelakaan ketika di perjalanan, mereka ditelan badai dahsyat yang mengamuk di tengah lautan. Sehingga kapal kerajaan menjadi karam di lautan.
***
Pagi yang cerah sudah hadir di kerajaan Arendelle, ditambah dengan riuh dan tawa rakyatnya yang sedang bahagia. Kemudian di dalam kerajaan juga sudah sibuk dengan persiapan, terkecuali putri Anna yang masih di kamarnya.
“Putri Anna?!” seru pelayan istana dari balik pintu kamar putri Anna.
“Iya, ada apa?” tanya putri Anna yang barusaja bangun dan menggeliat malas di tempat tidurnya.
“Hari ini hari penting,” ucap pelayan lagi.
“Penting apa?” tanya putri Anna.
“Sekarang hari penobatan kakak anda, Ratu Elsa.” Pelayan kembali menjelaskan kegiatan hari ini.
Putri Anna langsung bangkit dari tempat tidurnya, ia sangat bahagia. Kemudian segera membersihkan diri di kamar mandi sambil bersenandung riang.
Hari ini sangat penting bagi pihak kerajaan dan rakyat Arendelle, dimana setelah tiga tahun terdapat kekosongan jabatan pemimpin di dalam kerajaan. Ditambah lagi dengan rasa penasaran rakyat terhadap keadaan kedua putri raja Arendelle yang sudah sejak lama tidak dilihat oleh rakyatnya sendiri, jauh hari sebelum raja dan ratu meninggal dunia. Jadi, bisa dirasakan sendiri bagaimana kerinduan rakyat untuk bertemu kedua putri yang sekarang sudah beranjak dewasa. Di sisi lain, putri Elsa merasa takut untuk berinteraksi dan menyentuh pusaka penobatan di hadapan seluruh rakyat. Semakin ia dewasa maka kekuatan sihirnya semakin menjadi kuat, bahkan tidak dapat lagi disembunyikan oleh sarung tangan yang membungkus kedua tangannya sejak dulu.
***
Rakyat yang menyaksikan penobatan putri Elsa menjadi seorang ratu Arendelle terkejut ketika melihat pusaka penobatan menjadi beku seketika setelah dipegang oleh putri Anna. Kemudian ia segera meletakkan kembali pusaka penobatan ke tempatnya semula dan segera memakai sarung tangannya.
“Ternyata putri Anna seorang monster!!” seru seseorang di sudut ruangan.
“Dia harus diusir, jangan sampai terkena kutukannya yang menakutkan.” Tambah lagi oleh seseorang di sudut ruangan lain. Kemudian semua orang mulai saling berbisik dan menatap takut pada putri Elsa.
Semua orang perlahan terpengaruhi dan menjadi takut pada putri Elsa. Putri Anna juga ikut terkejut melihat reaksi tangan Elsa yang bisa mengeluarkan sihir es dan membuat beku semua benda. Hal itu terjadi karena ingatan masa kecil putri Anna sudah dihapus oleh raja Troll, demi kebaikan putri Anna sejak kecelakaan yang pernah menimpanya sewaktu kecil.
Melihat keadaan itu maka putri Elsa segera berlari menuju keluar ruangan penobatan. Ia pergi dari istana dalam kesedihan yang menyakitkan. Ia tidak mendengarkan putri Anna yang berkali-kali memanggil namanya, putri Elsa terus berlari menuju hutan di pegunungan utara. Suasana Arendelle tiba-tiba menjadi dingin dan dipenuhi salju yang tebal. Ya, hal itu akibat kekecewaan putri Elsa dan bisa berdampak pada alam yang dipijaknya. Kekuatannya sudah semakin besar dan perlu pengendalian yang baik untuk mengatur kekuatannya sendiri.
***
Di tengah hutan yang cukup jauh dari kerajaan Arendelle, maka putri Elsa membangun istananya sendiri yang terbuat dari bongkahan es yang beku dan dingin. Kemudian bumi Arendelle juga mendapatkan dampak yang lebih parah, dimana semuanya menjadi beku dan kapal-kapal tidak bisa dijalankan karena sungai yang mengelilingi kerajaan Arendelle beku seketika. Kemudian putri Elsa akan tinggal di istananya sendiri dan tidak akan kembali ke Arendelle, tempat dimana ia tidak diterima dan dihargai karena kekuatan yang dimilikinya.
Melihat keadaan yang semakin parah dengan cuaca dingin yang ekstrem, maka putri Anna harus menemukan kakaknya supaya musim dingin bisa dihentikan. Setelah berpamitan pada seluruh rakyat Arendelle, maka putri Anna pergi dengan mengendarai kuda untuk mencari kakaknya sendiri, putri Elsa.
Putri Anna berhasil menemukan istana putri Elsa berkat bantuan seorang manusia salju bernama Olaf. Sebelumnya putri Anna berjalan menuju pegunungan utara bersama teman yang bernama Kristoff dan rusanya yang bernama Sven. Putri Anna dan teman-temannya telah sampai di pintu utama istana kakaknya putri Elsa.
“Putri Anna, kami akan menunggu di sini saja,” ucap Olaf yang segera duduk bersama Sven dan Kristoff di pelataran istana yang dingin.
“Baiklah, aku perlu bicara berdua dengannya,” ujar putri Anna yang segera masuk ke dalam istana yang sepi.
Putri Anna akhirnya menemuka putri Elsa di balkon istana. “Elsa?”
“Anna, apa yang kamu lakukan di sini?” tanya putri Elsa.
“Aku ingin kamu kembali, rakyat Arendelle membutuhkanmu.” Putri Anna meminta pada kakaknya untuk pulang.
“Tidak, Anna." Putri Elsa menolaknya dengan tegas.
“Tapi, rakyat Arendelle membutuhkanmu untuk menghentikan musim dingin ini, Elsa.” Putri Anna bersikeras untuk membujuk kakaknya putri Elsa.
Putri Elsa marah dan secara tiba-tiba mengeluarkan kekuatannya dan mengenai dada putri Anna.
”Aku tidak akan pernah kembali kesana, ingat itu! Sekarang pergilah, pulang sekarang juga, Anna.”
Kemudian putri Anna tersungkur karena besarnya kekuatan yang menyerangnya. Kristoff dan yang lainnya segera menghampiri putri Anna.
“Kita harus pergi dari tempat ini, Anna!” ajak Kristoff yang membantu putri Anna untuk kembali berdiri. Tanpa banyak komentar, putri Anna mengikuti saran teman-temannya. Langkah gontai putri Anna yang tidak bisa membujuk saudarinya sendiri untuk pulang ke rumahnya. Ya, dia sangat sedih.
“Ayo kita pulang sekarang!” ajak putri Anna kepada teman-temannya. “Dia tidak ingin kembali dan setelah kita pulang, mungkin aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi.” Putri Anna merasa putus asa dengan keadaannya sendiri.
“Baiklah, ayo kita pulang sekarang juga,” ucap Kristoff yang berjalan menuju pintu keluar.
“Aku juga ingin ikut bersamamu putri Anna.” Olaf akhirnya angkat bicara.
“Tentusaja, di sana banyak anak kecil yang bisa bermain denganmu, Olaf.” Putri Anna ikut senang punya teman baru, yakni seorang manusia salju yang bisa bicara.
***
Bersambung
Pesan moral :
Kita harus berusaha untuk mendapatkan segala sesuatu, tapi jika Tuhan belum berkehendak. Maka kita tidak boleh memaksakan diri untuk mendapatkannya. Tuhan selalu memberikan yang terbaik. Tunggu saja!
Baca Juga : Kisah bawang merah dan bawang Putih
Kisah Putri yang Beku
Sumber gambar :gilbut.co.kr |
Ya, pasukan berkuda itu dipimpin pangeran. Dia seorang pangeran dari negeri tetangga yang juga ikut menyaksikan penobatan ratu Elsa, hendak mencari kesempatan untuk menduduki posisi di kerajaan, ia berencana untuk mengkudeta kerajaan Arendelle. Caranya adalah dengan mencari putri Elsa dan membawanya ke istana supaya mau menjadikannya seorang raja baru, sehingga ia akan menjadi raja di Arendelle. Namanya Hans, pangeran Hans.
Tibalah pangeran Hans di depan istana putri Elsa yang terbuat dari bongkahan es yang membeku. Kemudian ia segera turun dari kudanya dan memerintahkan pasukan untuk masuk ke dalam istana dengan membawa senjata tajam.
“Kalian harus cari putri Elsa di dalam, kalian boleh membawanya secara paksa asal tidak menyakitinya.” Pangeran Hans memberi komando pada pasukannya dengan terperinci.
Semua pasukan pergi tanpa menunggu komando lagi Sedangkan pangeran Hans berdiri di depan istana dengan senyum liciknya.
***
Putri Anna dan teman-temannya masih berada di perjalanan menuju istana, mereka berjalan kaki sehingga membutuhkan waktu untuk beristirahat sebentar di dekat tebing berbatu.
“Kristoff?!” seru putri Anna.
“Ada apa, Anna?” tanya Kristoff yang menghentikan langkahnya.
“Aku lelah, kita istirahat dulu sebentar,” ajak putri Anna yang sudah duduk di sembarang tempat. Kemudian Kristoff juga duduk di samping putri Anna.
“Hei, Anna! Kenapa dengan rambutmu?” tanya Kristoff yang heran dengan rambut Anna.
“Kenapa memangnya? Mungkin terkena butiran salju, Kris.” Putri Anna menjawab dengan tawa di akhirnya.
“Bukan, tapi hanya putih di beberapa bagian saja.” Kristoff segera menyanggah jawaban putri Anna. Kristoff mulai khawatir. “Kamu harus ikut denganku sebelum pulang ke istana.”
Putri Anna penasaran, “kemana, Kristoff?”
Kristoff segera berdiri, “Hanya sebentar saja untuk memastikan bahwa kamu baik-baik saja,” ucap Kristoff yang juga mengajak Sven dan Olaf. “Ayo, kita pergi Olaf!”
“Baiklah,” jawab Olaf yang bersemangat. Kemudian menatap putri Anna, “Kristoff akan dibawa kemana, Anna?”
Putri Anna hanya tersenyum lemah, “Entahlah, Olaf. Katanya hanya sebentar saja.”
Kristoff dan putri Anna yang diikuti Sven berjalan beriringan dengan Olaf menuju suatu tempat untuk memastikan keadaan putri Anna. Semoga ini tidak separah dengan apa yang dipikirkan oleh Kristoff.
Tibalah Kristoff dan kawan-kawan di istana para Troll yang sepi. Seperti biasa, ia hanya melihat jajaran seperti batu-batu bulat sempurna yang akan berubah dengan segera.
“Halo, ada yang bisa mendengarku? Aku ingin bertemu Raja!” seru Kristoff.
Kemudian satu batu bundar yang paling besar menggelinding lurus ke arah Kristoff, batu itu bangun dan berubah menjadi sosok raja yang dicarinya. Selanjutnya batu-batu lain juga berubah menjadi para pasukan Troll. Mungkin mereka terbangun oleh kedatangan Kristoff.
“Raja, dapatkah anda membantuku?” tanya Kristoff yang sudah bersimpuh hormat di hadapan raja Troll.
“Apa yang bisa kubantu, Kristoff?” tanya raja Troll yang sudah kenal kepadanya sejak lama.
“Temanku, Anna butuh bantuanmu.” Kristoff segera menunjuk putri Anna yang sudah terlihat lemah. Kemudian Kristoff segera membantunya untuk mendekat kepada raja Troll.
“Kau adalah putri raja Arendelle itu, kemarilah anakku!” ajak raja Troll yang masih ingat dengan kejadian yang pernah menimpa putri Anna sejak masih kecil dulu. Ya, raja Troll yang pernah menolongnya.
Kemudian tanpa komando, putri Anna langsung menyodorkan tangannya. Raja Troll sangat kaget dengan apa yang dilihatnya.
“Anna, kekuatan kakakmu sudah tembus ke dalam hatimu,” ucap raja Troll yang menunduk sedih.
“Aku tidak bisa membantumu, kecuali dengan bantuan tindakan cinta sejati.”
Belum sempat raja Troll menyelesaikan penjelasannya, putri Anna sudah pingsan dan tubuhnya sudah semakin dingin.
“Anna, Anna bangun! bangun!” Kristoff sangat panik sembari mengguncangkan tubuh putri Anna yang sudah lemah dan semakin pucat.
“Aku tidak bisa mengobatinya, Kristoff. Akan tetapi jika Anna tidak disembuhkan segera, maka dia bisa tiada, Kristoff!.” Raja Troll mengingatkan Kristoff.
Mendengar perkataan raja Troll, maka Kristoff menjadi tegang dan bingung mencari cara, “Baiklah Raja, aku akan segera membawanya ke istana supaya bertemu dengan pangeran Hans. Anna sangat mencintainya.”
Kristoff segera memangku putri Anna dan segera pergi dengan bantuan Sven, rusanya. Sven memacu kekuatan berlarinya dengan penuh supaya cepat sampai di istana Arendelle.
Tak lama akhirnya mereka sampai di pintu gerbang dan Kristoff segera menyerahkan putri Anna kepada pelayan istana yang sudah menyambutnya di pintu gerbang.
“Aku mohon kepada kalian, cepata bawa putri Anna pada pangeran Hans. Dia sakit dan hanya pangeran Hans yang bisa menyembuhkannya.” Kristoff menjelaskan keadaan putri Anna yang sakit parah dan membutuhkan bantuan yang segera.
***
Di sudut lain istana Arendelle dimana putri Elsa dikurung dengan tangan yang dibungkus oleh borgol besi, dimana borgol itu menutupi seluruh telapak tangannya. Sehingga dia tidak bisa menggunakan kekuatannya.
Kemudian secara tiba-tiba terjadi badai salju yang hebat, seluruh ruangan yang mengurung putri Elsa menjadi beku seketika dan borgol yang mengikatnya menjadi terlepas. Sehingga ia bisa dengan mudah untuk kabur dari ruangan itu tanpa sepengetahuan pangeran Hans yang jahat.
“Anna, Anna!” panggil putri Elsa yang berkali-kali memanggil adiknya, putri Anna. Putri Elsa berada di tengah-tengah badai, dimana lantai yang dipijaknya adalah hamparan luas sungai yang mengelilingi kerajaan Arendelle. Begitu juga putri Anna yang ditemani Olaf tengah berusaha untuk keluar dari ruangan yang mengurung dirinya, ia berjalan tertatih di tengah badai hendak mencari Kristoff untuk mencari bantuan sesuai saran Olaf tentang cinta sejatinya.
Kemudian di ujung pandang Kristoff yang kembali setelah berniat pulang, akhirnya menangkap sosok Anna di tengah badai yang berkecamuk. Dia berusaha menuju ke arah putri Anna yang mulai lemas. Apalagi putri Anna sebentar lagi akan membeku, terlihat dari telapak tangannya yang perlahan membeku seperti bongkahan es yang dipijaknya. Putri Anna menyadari keadaan tangannya akan tetapi tidak menyerah untuk menuju Kristoff yang berjalan ke arahnya.
“Kristoff! Kristoff!” panggil putri Anna yang tetap berjalan tertatih menuju Kristoff yang sedang berlari ke arahnya.
“Anna! Anna!” Kristoff juga berulangkali memanggil putri Anna. Ia bisa melihat sosok putri Anna perlahan mendekat. Kemudian dengan segera badai salju tiba-tiba berhenti dengan sendirinya.
Ketika jarak antara Kristoff semakin dekat, putri Anna terkejut melihat kakaknya putri Elsa tersungkur di belakang pangeran Hans. Kemudian pangeran Hans mengeluarkan sebilah pedang dari sabuknya.
Sontak saja putri Anna berpaling untuk mendekat pada Kristoff, ia langsung berlari sekuat tenaga menuju kakaknya putri Elsa yang akan dihunus oleh pedang pangeran Hans dari belakang.
“Tidakkk!” teriak putri Anna sembari menghalau pedang yang mulai menghujam. Ya, ia menahan
dengan tangan kanannya. Akhirnya pedang itu tak mengenai punggung putri Anna. Akan tetapi putri Anna sudah menjadi putri yang beku. Dia tidak sempat terselamatkan oleh tindakan cinta sejati yang tidak diketahuinya. Ya, putri Anna belum tahu benar tentang siapa yang akan menyembuhkannya.
Putri Elsa segera berbalik badan dan sangat terkejut dengan kondisi adiknya, putri Anna sudah menjadi beku.
“Tidak! tidak! ini tidak boleh terjadi!” teriak putri Elsa yang segera berhadapan dengan sosok
adiknya yang sudah membeku, kemudian menangis histeris. Putri Elsa segera memeluk adiknya yang sudah beku. “Anna, kumohon kembalilah!”
Kristoff, Sven dan Olaf yang perlahan menghampiri hanya tertunduk sedih melihat putri Elsa menangisi adiknya. Rakyat negeri Arendelle yang menyaksikan kejadian ini juga ikut bersedih, melihat putri dari negerinya bernasib malang.
Putri Elsa terus menangis di pelukan adiknya yang beku dan tanpa disadari keajaiban mulai datang.
Olaf dan Sven lebih dahulu sadar dengan keajaiban itu, kemudian Kristoff akhirnya mengetahui setelah Sven menyenggol lengannya.
Ya, sihir beku yang masuk ke dalam hatinya perlahan hilang dari seluruh tubuhnya yang sempat beku. Putri Anna kembali pulih seperti sedia kala dan segera memanggil kakaknya.
“Elsa?” tanya putri Anna yang baru tersadar tengah dipeluk kakaknya sendiri.
“Anna!” panggil putri Elsa yang terkejut dan segera melepaskan pelukannya. Mereka menangis bahagia karena putri Anna kembali seperti sedia kala. Bukan hanya mereka berdua, tapi semua rakyat Arendelle juga ikut bersukacita bahkan mereka bertepuk tangan bahagia bersama-sama.
***
Kerajaan Arendelle kembali pada kedamaiannya seperti pada zaman raja dan ratu masih ada bersama rakyatnya. Putri Elsa disambut bahagia oleh seluruh rakyat Arendelle, mereka tidak lagi menaruh curiga terhadap kekuatan yang dimilikinya.
Pangeran Hans dan semua orang yang ikut merencanakan untuk menculik putri Elsa diamankan oleh petugas keamanan istana, kemudian dikembalikan ke negeri asalnya dan memutuskan hubungan dagang dengan tidak hormat.
Hari ini seluruh rakyat Arendelle berkumpul di balai pertemuan untuk sebuah perayaan. Tentusaja dihadiri oleh ratu Elsa, putri Anna dan Olaf yang mendapatkan salju abadi pemberian dari ratu Elsa.
“Kalian siap?!” seru ratu Elsa kepada seluruh rakyat yang hadir.
“Siap!” jawab seluruh rakyat dengan seruan yang kompak.
Ratu Elsa menghentakkan kaki kanannya dan seketika lantai berubah menjadi arena ski salju. Semua orang bersukaria dan mulai bermain ski sambil menari-nari bahagia.
Negeri Arendelle menjadi salah satu negeri paling bahagia dibandingkan dengan negara lainnya. Ratu Elsa dan putri Anna hidup bahagia.
***
Tamat
Pesan moral :
Kejahatan akan selalu kalah oleh kebenaran yang sesungguhnya. Rasa sedih akan selalu digantikan dengan kebahagiaan. Itu sudah menjadi rumus yang baku dalam kehidupan. Maka kita akan mendapatkannya. Percayalah.
Desiana P
Belum ada Komentar untuk "Dongeng Sebelum Tidur Kisah Putri Cantik Dengan Kekuatan Ajaibnya"
Posting Komentar