Cerita si kancil dan harimau dongeng anak
Cerita si kancil dan harimau—Pada suatu hari yang cerah di hutan, tidak ada bahaya mengintai semua penghuninya. Mereka semua sedang tercukupi kebutuhannya karena musim kemarau telah berlalu, maka hanya ada suka cita dan ketenangan.
Hal yang sama juga dirasakan Si Kancil yang hari ini sedang terbaring malas di atas batu datar favoritnya. Ia merasakan ketenangan yang luar biasa, dimana tak ada yang mengganggu waktu istirahat siang dan tak ada yang meminta nasihat atau hukuman. Ia benar-benar akan benar-benar malas-malasan seharian.
Akan tetapi waktu istirahat itu harus ditundanya sebab ia merasa haus dan hendak pergi menuju sungai. Ya, semua hewan terbiasa untuk minum di sungai ketika dilanda rasa haus atau ingin mandi air. Si Kancil sudah berjalan dengan santai menuju sungai.
Tibalah Si Kancil di tempat tujuan, dimana ia hanya melihat aliran sungai yang tenang dan jernih. Kemudian tanpa banyak alasan, Si kancil segera mendekati tepi sungai dan segera minum sepuasnya. Meskipun Si Kancil sedang minum tapi tetap saja ia ada dalam keadaan waspada. Air sungai tempat semua hewan minum, itu berarti semua spesies hewan yang baik dan ganas bisa minum di tempat yang sama. Ia hanya berniat untuk minum, bukan berniat untuk menjadi korban.
Di sudut yang lain tampak seekor harimau sedang mengendap-endap. Ia tidak bermaksud untuk minum di sungai sebab sedang tidak kehausan, tapi ia sangat kelaparan. Harimau melihat dengan mata berkilaunya seekor mangsa yang mungkin saja akan cukup memenuhi perutnya yang terus berbunyi. Sedikit lagi Harimau akan segera menggapai Si kancil yang sedang minum di tepi sungai. Kemudian Harimau menyergap Si Kancil untuk menakut-nakutinya.
“Ha, Kancil! Kau mau kemana?” tanya Harimau dengan suara yang menggeram menakutkan.
“Ah!” teriak Si Kancil yang kaget melihat seekor harimau menghampirinya. “Apa yang sedang kau lakukan di sini?” tanya Si kancil yang sebenarnya tahu jika Harimau hendak memangsanya.
“Tentu saja aku hendak memakanmu, hahaha!” Harimau kembali menakut-nakuti Si kancil sembari tertawa. Apalagi Si Kancil hanya sendirian di sungai,akan tetapi ketika Si Kancil melihat Harimau terus tertawa, ia akhirnya mendapatkan cara untuk selamat dari Harimau yang ingin memangsanya.
“Benarkah itu, Harimau?” tanya Si Kancil yang segera berlari meninggalkan Harimau yang masih tertawa.
Kemudian Harimau menyadari kebodohannya ketika melihat Si Kancil sudah berlari menjauh dari pandangan. “Ah, dasar Si kancil. Tunggu kau!”
Harimau berlari mengejar Si kancil yang kini sudah tidak lagi merasa haus. Ia mengeluarkan semua tenaga yang tersisa. Ya, tenaga yang masih berasal dari makanan kemarin siang, kini ia sedang menderita kelaparan dan tentu saja akan mengruangi stamina bagi tubuhnya untuk mengejar Si kancil.
“Wahai Harimau, mengapa engkau sangat lamban?” tanya Si Kancil yang mengejeknya. Ia merasa aneh dengan kecepatan lari harimau yang tidak seperti biasa. Tentu saja semua itu memberikan keuntungan kepadanya untuk terus berlari menjauh dari bahaya. Ya, Si Kancil akan menuju suatu tempat yang istimewa dan harus sampai terlebih dahulu.
Harimau merasa sangat kelelahan, matanya menjadi berkunang-kunang dan ia putuskan untuk istirahat sejenak. Harimau berjanji untuk kembali mengejar dan mencari Si Kancil yang sudah meremehkan kekuatannya.
Si Kancil akhirnya tiba di tempat tujuan, di bawah pohon yang rindang. Tentu saja untuk menunggu Harimau yang jauh tertinggal di belakangnya. Ya, sudah beberapa kali Harimau mencoba untuk memangsanya sebab ia merasa jika Si Kancil harus dikalahkan. Ia tidak suka dengan panggilan Si kancil yang bijak, cerdik dan keunggulan lainnya, sebab Harimau ingin menjadi penguasa hutan supaya bisa melakukan apa saja sesuka hatinya.
Si Kancil merasa bosan menunggu Harimau yang tak juga datang menghampirinya, sehingga ia tertidur malas di bawah pohon rindang. Ya, angin bertiup perlahan seolah memintanya untuk segera tertidur.
Harimau kembali melanjutkan perjalanannya untuk mengejar Si Kancil, kali ini ia berjanji untuk mendapatkan Si Kancil dan akan memangsanya. Harimau merasa dendam kepada Si Kancil yang selalu lolos dari sergapannya.
Meskipun Si kancil sudah tidak ada di hadapannya, tapi Harimau memiliki penciuman yang sangat kuat. Ya, ia memastikan jika Si Kancil belum pergi jauh dari jaraknya saat ini. Kemudian ia segera mencari sumber bau dan ia pastikan jika itu bau Si Kancil sasarannya.
Benar saja perkiraan Harimau, ia melihat Si Kancil tengah tidur malas di bawah pohon yang rindang.
“Hei, Harimau. Rupanya kau datang juga,” ujar Si kancil yang bangun dan menggeliat dari tidurnya.
“Kukira kau sedang tidur pulas, Kancil yang bijak.” Harimau berkata sambil memberikan penekanan pada kata bijak. Ya, Harimau tidak suka dengan gelar yang dimiliki Si Kancil.
Baca juga : Cerita kancil dan siput
“Aku sedang menunggumu, Harimau,” jawab Si Kancil. “Tentu saja aku selalu bijak.”
“Elehhh, aku sama sekali tidak percaya kau bijak, Kancil. Hahaha!” Harimau memang suka meremehkan Si kancil hampir di setiap pertemuan mereka.
“Sttt!” seru Si kancil kepada Harimau untuk diam. “Engkau tidak boleh bersuara keras, Harimau.”
“Memangnya kenapa?” tanya Harimau yang segera berhenti tertawa karena penasaran.
“Engkau tidak boleh membangunkan gendang milik Raja Sulaiman,” ujar Si kancil yang menunjuk sebuah benda yang dianggapnya sebuah gendang. “Aku sedang diperintahkan untuk menjaganya.”
Harimau kaget dengan ucapan Si kancil, “Apa? Kau menjaga gendang milik Raja Sulaiman?” tanya Harimau dengan raut muka yang sangat terkejut.
Ya, raja Sulaiman adalah pemilik seluruh hutan di bumi dan hanya orang-orang pilihan yang bisa mendapatkan perintahnya. Sekarang Si kancil sedang mendapatkan tugas mulia, maka Harimau tidak menerima keadaan ini.
“Iya, aku sedang menjaganya.” Si kancil menjawab dengan percaya diri, supaya Harimau merasa kecewa. “Raja Sulaiman meminta secara langsung kepadaku kemarin untuk menjaga gendang suci ini.”
Bahkan Harimau belum sempat untuk bicara, ia merasa sangat terpukul mendengar pengakuan Si kancil yang bertemu langsung dengan raja Sulaiman. Semua hewan di dalam hutan menginginkan pertemuan langsung dengan sang raja yang sangat mereka kagumi. Harimau merasa sangat kecewa.
“Aku ingin bertemu dengan Raja Sulaiman,” ujar Harimau kepada Si kancil.
“Benarkah itu, Harimau?” tanya Si Kancil. “Aku bisa membantumu.”
Harimau sangat antusias mendengar Si kancil akan membantunya untuk bertemu raja Sulaiman yang mulia. Kini ia menghilangkan rasa benci dan dendamnya dengan seketika, sebab Si kancil akan memberikan bantuan yang sangat berharga.
“Baiklah, Kancil aku ingin engkau membantuku untuk bertemu Raja Sulaiman.” Harimau sudah sangat tidak sabar untuk segera bertemu dengan raja Sulaiman.
“Semuanya bisa dimulai dengan menjaga gendang suci ini, Harimau.” Si kancil menjelaskan pada Harimau. “Engkau bisa berkenalan dengan gendang ini, supaya nanti Raja Sulaiman bersedia untuk bertemu denganmu.”
“Baiklah, bagaimana caranya Kancil?” tanya Harimau yang sangat penasaran.
Si Kancil yang bijak memberikan satu tongkat yang panjang kepada Harimau. Ia ditugaskan untuk memukul-mukul gendang itu berkali-kali sebagai tanda perkenalan.
Baca juga : Cerita kancil dan buaya
“Bagaimana, Harimau kau bisa melakukannya?” tanya Si kancil kemudian.
“Tentu saja aku bisa melakukannya, Kancil.” Harimau segera menjawab dengan percaya diri sembari mengambil tongkat perkenalannya.
“Baiklah, Harimau aku akan pergi sebentar.” Si kancil segera turun dari tempatnya berdiri. “Sebab perkenalan ini sangat penting dan tidak boleh diketahui oleh siapapun, termasuk diriku.”
“Ya, sudah engkau pergi saja, Kancil. Aku akan segera berkenalan dengan gendang suci Raja Sulaiman.” Harimau berkata sambil memegang tongkat perkenalannya kuat-kuat.
“Baiklah, aku pergi dulu. Selamat bersenang-senang!” seru Si Kancil yang segera berjalan menjauh dari Harimau dan gendang suci raja Sulaiman.
Si Kancil sudah menjauh dari Harimau dan terdengarlah sayup-sayup teriakan harimau, “Kancil...l! Kancil...l!”
Si Kancil hanya tersenyum dan segera berlari untuk kembali ke rumahnya dan menyelamat diri.
Sebenarnya gendang suci yang dikatakan Si Kancil adalah sarang lebah penyengat, dimana mereka akan menyerang semua pengganggu yang sudah berani mengganggu rumah dan kawanannya. Ya, Harimau kembali kalah dari Si kancil yang benar-benar cerdik.
Pesan moral yang dapat diambil dari kisah ini adalah jangan meremehkan kemampuan orang lain. Bisa saja orang lain lebih mampu melakukan segala sesuatu yang tidak bisa kita lakukan.
Desiana P
Hal yang sama juga dirasakan Si Kancil yang hari ini sedang terbaring malas di atas batu datar favoritnya. Ia merasakan ketenangan yang luar biasa, dimana tak ada yang mengganggu waktu istirahat siang dan tak ada yang meminta nasihat atau hukuman. Ia benar-benar akan benar-benar malas-malasan seharian.
Via guruceritaku.blogspot.com |
Kancil bertemu Raja Harimau
Akan tetapi waktu istirahat itu harus ditundanya sebab ia merasa haus dan hendak pergi menuju sungai. Ya, semua hewan terbiasa untuk minum di sungai ketika dilanda rasa haus atau ingin mandi air. Si Kancil sudah berjalan dengan santai menuju sungai.
Tibalah Si Kancil di tempat tujuan, dimana ia hanya melihat aliran sungai yang tenang dan jernih. Kemudian tanpa banyak alasan, Si kancil segera mendekati tepi sungai dan segera minum sepuasnya. Meskipun Si Kancil sedang minum tapi tetap saja ia ada dalam keadaan waspada. Air sungai tempat semua hewan minum, itu berarti semua spesies hewan yang baik dan ganas bisa minum di tempat yang sama. Ia hanya berniat untuk minum, bukan berniat untuk menjadi korban.
Di sudut yang lain tampak seekor harimau sedang mengendap-endap. Ia tidak bermaksud untuk minum di sungai sebab sedang tidak kehausan, tapi ia sangat kelaparan. Harimau melihat dengan mata berkilaunya seekor mangsa yang mungkin saja akan cukup memenuhi perutnya yang terus berbunyi. Sedikit lagi Harimau akan segera menggapai Si kancil yang sedang minum di tepi sungai. Kemudian Harimau menyergap Si Kancil untuk menakut-nakutinya.
“Ha, Kancil! Kau mau kemana?” tanya Harimau dengan suara yang menggeram menakutkan.
“Ah!” teriak Si Kancil yang kaget melihat seekor harimau menghampirinya. “Apa yang sedang kau lakukan di sini?” tanya Si kancil yang sebenarnya tahu jika Harimau hendak memangsanya.
“Tentu saja aku hendak memakanmu, hahaha!” Harimau kembali menakut-nakuti Si kancil sembari tertawa. Apalagi Si Kancil hanya sendirian di sungai,akan tetapi ketika Si Kancil melihat Harimau terus tertawa, ia akhirnya mendapatkan cara untuk selamat dari Harimau yang ingin memangsanya.
“Benarkah itu, Harimau?” tanya Si Kancil yang segera berlari meninggalkan Harimau yang masih tertawa.
Kemudian Harimau menyadari kebodohannya ketika melihat Si Kancil sudah berlari menjauh dari pandangan. “Ah, dasar Si kancil. Tunggu kau!”
Harimau berlari mengejar Si kancil yang kini sudah tidak lagi merasa haus. Ia mengeluarkan semua tenaga yang tersisa. Ya, tenaga yang masih berasal dari makanan kemarin siang, kini ia sedang menderita kelaparan dan tentu saja akan mengruangi stamina bagi tubuhnya untuk mengejar Si kancil.
“Wahai Harimau, mengapa engkau sangat lamban?” tanya Si Kancil yang mengejeknya. Ia merasa aneh dengan kecepatan lari harimau yang tidak seperti biasa. Tentu saja semua itu memberikan keuntungan kepadanya untuk terus berlari menjauh dari bahaya. Ya, Si Kancil akan menuju suatu tempat yang istimewa dan harus sampai terlebih dahulu.
Harimau merasa sangat kelelahan, matanya menjadi berkunang-kunang dan ia putuskan untuk istirahat sejenak. Harimau berjanji untuk kembali mengejar dan mencari Si Kancil yang sudah meremehkan kekuatannya.
***
Gendang Raja Sulaiman
Si Kancil akhirnya tiba di tempat tujuan, di bawah pohon yang rindang. Tentu saja untuk menunggu Harimau yang jauh tertinggal di belakangnya. Ya, sudah beberapa kali Harimau mencoba untuk memangsanya sebab ia merasa jika Si Kancil harus dikalahkan. Ia tidak suka dengan panggilan Si kancil yang bijak, cerdik dan keunggulan lainnya, sebab Harimau ingin menjadi penguasa hutan supaya bisa melakukan apa saja sesuka hatinya.
Si Kancil merasa bosan menunggu Harimau yang tak juga datang menghampirinya, sehingga ia tertidur malas di bawah pohon rindang. Ya, angin bertiup perlahan seolah memintanya untuk segera tertidur.
Harimau kembali melanjutkan perjalanannya untuk mengejar Si Kancil, kali ini ia berjanji untuk mendapatkan Si Kancil dan akan memangsanya. Harimau merasa dendam kepada Si Kancil yang selalu lolos dari sergapannya.
Meskipun Si kancil sudah tidak ada di hadapannya, tapi Harimau memiliki penciuman yang sangat kuat. Ya, ia memastikan jika Si Kancil belum pergi jauh dari jaraknya saat ini. Kemudian ia segera mencari sumber bau dan ia pastikan jika itu bau Si Kancil sasarannya.
Benar saja perkiraan Harimau, ia melihat Si Kancil tengah tidur malas di bawah pohon yang rindang.
“Hei, Harimau. Rupanya kau datang juga,” ujar Si kancil yang bangun dan menggeliat dari tidurnya.
“Kukira kau sedang tidur pulas, Kancil yang bijak.” Harimau berkata sambil memberikan penekanan pada kata bijak. Ya, Harimau tidak suka dengan gelar yang dimiliki Si Kancil.
Baca juga : Cerita kancil dan siput
“Aku sedang menunggumu, Harimau,” jawab Si Kancil. “Tentu saja aku selalu bijak.”
“Elehhh, aku sama sekali tidak percaya kau bijak, Kancil. Hahaha!” Harimau memang suka meremehkan Si kancil hampir di setiap pertemuan mereka.
“Sttt!” seru Si kancil kepada Harimau untuk diam. “Engkau tidak boleh bersuara keras, Harimau.”
“Memangnya kenapa?” tanya Harimau yang segera berhenti tertawa karena penasaran.
“Engkau tidak boleh membangunkan gendang milik Raja Sulaiman,” ujar Si kancil yang menunjuk sebuah benda yang dianggapnya sebuah gendang. “Aku sedang diperintahkan untuk menjaganya.”
Harimau kaget dengan ucapan Si kancil, “Apa? Kau menjaga gendang milik Raja Sulaiman?” tanya Harimau dengan raut muka yang sangat terkejut.
Ya, raja Sulaiman adalah pemilik seluruh hutan di bumi dan hanya orang-orang pilihan yang bisa mendapatkan perintahnya. Sekarang Si kancil sedang mendapatkan tugas mulia, maka Harimau tidak menerima keadaan ini.
“Iya, aku sedang menjaganya.” Si kancil menjawab dengan percaya diri, supaya Harimau merasa kecewa. “Raja Sulaiman meminta secara langsung kepadaku kemarin untuk menjaga gendang suci ini.”
Bahkan Harimau belum sempat untuk bicara, ia merasa sangat terpukul mendengar pengakuan Si kancil yang bertemu langsung dengan raja Sulaiman. Semua hewan di dalam hutan menginginkan pertemuan langsung dengan sang raja yang sangat mereka kagumi. Harimau merasa sangat kecewa.
“Aku ingin bertemu dengan Raja Sulaiman,” ujar Harimau kepada Si kancil.
“Benarkah itu, Harimau?” tanya Si Kancil. “Aku bisa membantumu.”
Harimau sangat antusias mendengar Si kancil akan membantunya untuk bertemu raja Sulaiman yang mulia. Kini ia menghilangkan rasa benci dan dendamnya dengan seketika, sebab Si kancil akan memberikan bantuan yang sangat berharga.
“Baiklah, Kancil aku ingin engkau membantuku untuk bertemu Raja Sulaiman.” Harimau sudah sangat tidak sabar untuk segera bertemu dengan raja Sulaiman.
“Semuanya bisa dimulai dengan menjaga gendang suci ini, Harimau.” Si kancil menjelaskan pada Harimau. “Engkau bisa berkenalan dengan gendang ini, supaya nanti Raja Sulaiman bersedia untuk bertemu denganmu.”
“Baiklah, bagaimana caranya Kancil?” tanya Harimau yang sangat penasaran.
Si Kancil yang bijak memberikan satu tongkat yang panjang kepada Harimau. Ia ditugaskan untuk memukul-mukul gendang itu berkali-kali sebagai tanda perkenalan.
Baca juga : Cerita kancil dan buaya
“Bagaimana, Harimau kau bisa melakukannya?” tanya Si kancil kemudian.
“Tentu saja aku bisa melakukannya, Kancil.” Harimau segera menjawab dengan percaya diri sembari mengambil tongkat perkenalannya.
“Baiklah, Harimau aku akan pergi sebentar.” Si kancil segera turun dari tempatnya berdiri. “Sebab perkenalan ini sangat penting dan tidak boleh diketahui oleh siapapun, termasuk diriku.”
“Ya, sudah engkau pergi saja, Kancil. Aku akan segera berkenalan dengan gendang suci Raja Sulaiman.” Harimau berkata sambil memegang tongkat perkenalannya kuat-kuat.
“Baiklah, aku pergi dulu. Selamat bersenang-senang!” seru Si Kancil yang segera berjalan menjauh dari Harimau dan gendang suci raja Sulaiman.
Si Kancil sudah menjauh dari Harimau dan terdengarlah sayup-sayup teriakan harimau, “Kancil...l! Kancil...l!”
Si Kancil hanya tersenyum dan segera berlari untuk kembali ke rumahnya dan menyelamat diri.
Sebenarnya gendang suci yang dikatakan Si Kancil adalah sarang lebah penyengat, dimana mereka akan menyerang semua pengganggu yang sudah berani mengganggu rumah dan kawanannya. Ya, Harimau kembali kalah dari Si kancil yang benar-benar cerdik.
***
Selesai
Pesan moral yang dapat diambil dari kisah ini adalah jangan meremehkan kemampuan orang lain. Bisa saja orang lain lebih mampu melakukan segala sesuatu yang tidak bisa kita lakukan.
Desiana P
Belum ada Komentar untuk "Cerita si kancil dan harimau dongeng anak "
Posting Komentar