Cerita Cinderella putri yang cantik dan Pangeran Tampan

Cinderella, Putri Di Atas Loteng

Cerita Cinderella putri yang cantik dan Pangeran Tampan
Dongeng Cinderela. Gambar : Wowkeren.com
Ceritarakyatpendek.com-Hiduplah seorang gadis cantik yang telah bertahun-tahun tinggal bersama ibu tiri dan saudari tirinya dalam satu rumah. Ya, sebuah rumah peninggalan mendiang ayahnya. Gadis itu bernama Cinderella, ia sangat baik hati dan tidak sekalipun berbuat jahat atau merugikan orang lain. Bahkan dia sendiri yang sering menerima perlakuan yang demikian dari ibu tiri dan saudari-saudari tirinya.

Cinderella diperlakukan dengan tidak layak, ia seperti seorang pembantu di rumahnya sendiri. Semua pekerjaan dengan terpaksa harus dikerjakan kecuali jika ia mau dimarahi ibu tirinya dengan suara yang amat lantang, atau bahkan ia harus dikunci di dalam ruangan yang gelap dan tidak diberi jatah makan malam. Ya, dia harus tidur di sana, di ruang tak bercahaya dan penuh ketakutan.

Pagi sekali ia sudah terbiasa bangun dan segera membereskan tempat tidurnya dengan segera. Kemudian ia segera turun dari loteng rumahnya untuk segera meluncur ke dapur yang berantakan. Cinderella tidak kebagian kamar tidur, maka dengan berlapang dada ia mengalah dan membersihkan loteng rumahnya untuk bisa dijadikan tempat tidur.

Cinderella segera mengumpulkan piring dan wadah kotor lalu menyimpannya di bak cuci. Ia juga sembari memotong sayuran hijau sebagai salah satu menu pagi hari. Ya, ibu tirinya suka makan salad hijau di pagi hari dan Cinderella hampir sudah hafal semua kebiasaan orang-orang di rumahnya. Termasuk waktu bangun mereka yang selalu siang setiap hari, setidaknya pukul setengah sembilan mereka baru akan bangun dan keluar untuk minta sarapan.

***

Ibu Tiri Cinderella


Di dunia manusia Cinderella bahkan tidak memiliki seorang pun teman atau kawan. Hal itu terjadi sebab ia tidak memiliki waktu untuk bersosialisasi dengan para tetangga atau teman sebaya. Ia terlalu sibuk dengan kegiatan mengurusi rumah dan semua keperluan ibu dan saudari tirinya. Sisa waktu pekerjaan sehari-hari ia akan gunakan untuk istirahat sejenak, sebelum panggilan kembali menggema di daun telinganya.

Tak terasa sudah pukul delapan pagi, semua pekerjaan rumah hampir selesai. Kemudian sebentar lagi keributan akan segera dimulai. Cinderella segera menata sarapan di atas meja makan. Terdiri dari tiga butir telur mata sapi, salad hijau, roti selai dan tiga gelas jus buah. Ya, Cinderella tidak pernah diizinkan untuk makan bersama di meja makan setelah ayahnya tiada. Ia langsung paham tanpa ingin berdebat lebih panjang. Setelah semua selesai ditata maka selanjutnya ia akan mengambil piring untuk sarapannya ditambah beberapa camilan untuk teman-temannya yang selalu datang ketika ia sedang sarapan di atas loteng.

Sembari membawa piring makannya, Cinderella hendak mengetuk pintu kamar ibu tirinya.
“Ibu! Sarapan sudah siap, bangunlah!” seru Cinderella dari balik pintu. Namun sepertinya tidak berhasil, bisa saja ibu tirinya masih ingin tertidur lebih lama lagi. Mungkin saja semalam ia habis dari pesta teman-temannya. Tanpa berpikir panjang lagi, maka Cinderella segera naik ke atas loteng untuk segera sarapan. Ia harus mengisi tenaganya sebelum melayani semua keperluan ibu dan saudari tirinya. Tapi sekalipun ia lelah, namun Cinderella tetap tidak ingin menyerah pada keadaannya. Sebab ia harus mempertahankan rumahnya sendiri karena sebuah pesan ayahnya terdahulu.

Tibalah Cinderella di atas loteng dan meletakkan makanannya di atas meja kecil di sudut ruangan. 

Baca juga : Kisah Ande Ande Lumut
***

Teman Cinderella


“Wahai, cinderella kenapa engkau terus melamun akhir-akhir ini?” tanya teman Cinderella yang tiba-tiba datang dan membuatnya sedikit terkejut.

“Hei Tuan Tupai, aku hanya menunggu teman-temanku datang untuk menemaniku sarapan,” jawab Cinderella kepada Tuan Tupai.

Ya, teman-teman Cinderella adalah hewan-hewan kecil yang ada di sekitar rumahnya dan ia memang diberi kelebihan bisa berbicara dengan hewan. Kemudian secara perlahan datanglah Tuan Burung, Tuan Tupai dan Tuan Tikus. Setidaknya mereka berjumlah tujuh ekor. Berarti teman Cinderella ada tujuh dan baginya itu sudah cukup banyak.

“Ayo, temani aku sarapan!” ajak Cinderella kepada teman-teman hewannya.
Cinderella langsung menyantap sarapannya sedangkan teman-teman kecilnya makan camilan yang sudah ia bawa dari dapur. Mereka saling bercerita satu sama lain, seperti Tuan Tupai yang mendapatkan makanan banyak dari hutan, kemudian Tuan Burung yang bisa makan kripik milik seorang pedagang di pasar. Terkadang mereka saling tertawa, meski akhirnya sadar Cinderella tidak boleh sampai membangunkan ibu dan saudari tirinya.

***

Cinderella masih menikmati sarapannya ditemani semua teman-teman hewan yang hadir saat ini. Kemudian terdengarlah teriakan pagi yang sudah biasa ia dengar ketika pagi hampir berakhir.

“Cinderella! Cinderella!” teriak ibu tirinya dari lantai bawah. “Cepat turun sekarang juga!”

“Baiklah, Ibu. Aku akan segera turun!” seru Cinderella yang segera menyelesaikan sarapannya.

“Sampai jumpa lagi, kawan-kawan!” ucap Cinderella seperti berbisik kepada kawan-kawannya
sembari melambaikan tangan. Kemudian ia segera turun menuruni tangga dari lotengnya.
“Cinderella!” seru salah satu saudari tirinya. Ya, biasanya ia selalu ingin dibantu mengkucir rambutnya yang keriting itu. Ya, itulah pekerjaan Cinderella. Membantu semua orang.

***

Cinderella Bertemu Pangeran Tampan


Hari ini Cinderella harus pergi ke pasar untuk membeli kebutuhan rumah. Seperti biasa ibu dan para saudari tirinya akan pergi ke toko baju di pusat kota untuk membeli beberapa baju baru. Sedangkan Cinderella harus pergi ke pasar.

Tanpa berpikir panjang ia langsung mengambil keranjang belanja dan segera mengambil sepatu yang tergeletak di depan rumahnya. Cinderella adalah orang terakhir yang keluar dari rumah, sebab untuk pertamakali ibu dan saudari tirinya sudah pergi saat hari masih pagi. Tentu saja Cinderella harus menyelesaikan seluruh pekerjaan rumah terlebih dahulu.

Perjalanannya dilalui dengan berjalan kaki, menyusuri pinggiran hutan yang masih hijau. Ya, terkadang ia pergi ke hutan untuk mencari macam-macam buah berry yang akan dipetikkan hewan-hewan baik untuk diberikan padanya.Kemudian Cinderella akan menemui aliran sungai yang berair tenang dan tentu saja sangat jernih. Biasanya Cinderella akan mengambil sedikit air untuk minum ketika ia merasa kehausan karena menempuh perjalanan yang jauh. Sesekali Cinderella bersenandung merdu untuk mengusir rasa bosan selama di perjalanan.

“Tolong! Tolong!” seru seseorang dari suatu arah.

Suara itu terdengar jelas oleh Cinderella yang akhirnya mencari dari mana suara minta tolong itu berasal. Tak lama akhirnya ia bisa menemukan seseorang tengah terperosok ke dalam sungai. Biasanya itu terjadi kepada orang asing yang telah salah menginjak bebatuan yang licin di pinggir sungai.

“Pegang tangan saya, Tuan!” seru Cinderella kepada seorang lelaki yang terlihat panik. Ia mengulurkan satu tangannya. “Tuan tidak perlu takut, nanti anda akan terbawa hanyut jika panik seperti ini.”

“Aku tidak ingin hanyut, bagaimana ini.” Lelaki itu seperti putus asa karena satu kaki terjebak oleh bebatuan yang menghimpit salah satu kakinya.

“Apakah Tuan ini salah satu penghuni kerajaan?” tanya Cinderella.

“Iya, memangnya kenapa?” tanya lelaki itu heran.

“Baiklah, saya akan membantu anda.” Cinderella segera masuk ke dalam sungai dan langsung memindahkan batu yang menghimpit satu kaki lelaki itu.

Ya, orang-orang yang tinggal di kerajaan tidak terbiasa dengan keadaan seperti ini. Terjebak di antara batuan sungai atau terjatuh di atas lumpur adalah kejadian yang selalu menimpa para rakyat biasa seperti Cinderella dan lainnya.

Akhirnya lelaki itu merasa lega sebab kakinya sudah bebas meskipun pakaian yang ia kenakan menjadi basah. Ia adalah seorang pangeran dari kerajaan di negeri Cinderella, tentusaja Cinderella tidak mengenalnya sebab ia tidak pernah pergi ke kota untuk melihat istana yang megah menurut ibu dan saudari tirinya itu.

“Siapa nama engkau?” tanya Pangeran Tampan yang kini sudah menaiki kudanya.
“Aku Cinderella,” jawabnya cepat.

“Baiklah, Cinderella terima kasih atas bantuanmu,” ujarnya dengan cepat, kemudian melihat suasana di sekitarnya. “Aku harap engkau bisa merahasiakan hal memalukan yang barusaja menimpaku.”

“Tentu saja, Tuan. Seorang Pangeran harus mahir meloloskan diri. Itulah aturan yang seharusnya,” ujar Cinderella sembari tertawa. “Baiklah, aku harus pergi Pangeran.”

Akhirnya Cinderella pergi melanjutkan perjalanan dan sang Pangeran Tampan masih terpaku melihat Cinderella gadis desa yang perlahan menarik hatinya.

Baca juga : Kisah Roro Jonggrang
***

Keinginan Cinderella


Cinderella baru saja tiba dari hutan mencari beberapa buah berry. Seperti biasa ia akan pergi tanpa sepengetahuan ibu dan saudari tirinya untuk menenangkan diri dan bercengkerama dengan teman-temannya.

“Cinderella! Cindrella!” teriak saudari tirinya dari dalam kamar. Segera Cinderella menuju kamar saudarinya. Kemudian membuka pintu kamar dan kaget melihat semua pakaian berceceran di mana-mana.

“Kenapa ini?” tanya Cinderella kaget.

“Aku harus pergi ke pesta dansa, jadi tolong kau rapikan semua baju-baju yang akan kami kenakan nanti malam.” Saudarinya menyuruh untuk merapikan pakaian dansa.

“Baiklah, aku akan segera melakukannya,” ujar Cinderella sembari mengambil semua pakaian saudari tirinya. Kemudian ia keluar menuju tempat yang lebih luas untuk merapikan semua pakaian.
Nanti malam pihak kerajaan akan mengadakan pesta dansa dan semua gadis berhak ikut serta dalam acara. Ingin rasanya Cinderella ikut serta namun lagi-lagi ia masih memiliki pekerjaan di rumah, lalu ia tidak memiliki pakaian yang bagus untuk dipakai ke pesta dansa.
“Cinderella!” seru ibu tirinya.


“Ada apa, Ibu?” tanya Cinderella yang kaget karena ia sedikit melamun.

“Malam ini kau tak diizinkan untuk keluar rumah. Kau harus menyelesaikan seluruh pekerjaanmu lalu pergi tidur!” seru ibu tirinya yang segera pergi.

Padahal Cinderella ingin sekali ikut serta sebab ia berharap bisa kembali bertemu dengan Pangeran Tampan yang sempat ditolongnya itu.

***

Sepatu Kaca Cinderella


Cinderella tengah termenung seorang diri di depan jendela loteng kamarnya, melihat lampu berkelipan di luar sana. Ia tidak pernah merasakan keinginan begitu kuat seperti ini untuk pergi ke suatu tempat, namun apa daya tak ada sedikitpun kekuatan dan alasan yang cukup mengantarnya ke tempat indah itu.

Tanpa ia sadari kini Cinderella sudah berpakaian bagus seperti seorang putri. Ibu Peri segera menyadarkan lamunan Cinderella dan terkejut melihat keadaan dirinya yang tiba-tiba berubah menjadi sangat indah.

Ibu Peri yang baik hati telah membuat mantra terbaik sehingga Cinderella bisa datang ke pesta dansa, ia memakai gaun indah dan sepasang sepatu kaca. Tak lupa kereta kuda yang akan membawanya dengan cepat ke istana. Maka berangkatlah Cinderella menuju istana dengan hati yang bahagia. Ya, semoga ia bisa kembali bertemu dengan Pangeran Tampan itu.

Tibalah Cinderella di depan pintu utama kerajaan kemudian kereta berhenti tepat di tengahnya. Tak lama kemudian seorang penjaga istana membukakan pintu kereta Cinderella. Ia menganggukkan kepala sebagai rasa hormat dan terima kasih.

“Selamat datang, Tuan Putri. Silakan masuk ke area dansa,” ujar penjaga istana yang sekaligus mengantar Cinderella menuju ruang dansa.

Memang benar jika Pangeran Tampan hadir sebagai bintang utama, ia bisa memilih gadis manapun untuk diajak berdansa bersamanya. Kini giliran Cinderella yang sejak tadi sudah membuat terpukau semua orang karena kecantikannya. Mereka berdua sesekali bicara di sela berdansa. Kemudian tanpa disadari waktu semakin larut dan jam telah menunjukkan tengah malam, terdengarlah suara khas jam yang berdering sebagai pertanda tengah malam.

Cinderella sadar tentang pesan dari Ibu Peri tentang batas waktu sihir ajaibnya. Ia segera berlari tanpa menghiraukan Pangeran Tampan yang terus memanggilnya. Ia tidak sadar jika sepatu kacanya tertinggal satu bagian, sedangkan Cinderella telah sangat jauh pergi dengan kereta kencana. Pangeran Tampan merasa sangat sedih dan hanya menatap sepatu kaca milik Cinderella. Ia tidak lagi masuk ke arena dansa namun langsung ke kamarnya sambil membawa sepatu kaca.

Keesokan harinya terdengar kabar dari seluruh penjuru negeri, Pangeran kerajaan meminta kepada seluruh gadis untuk mencoba sepatu kaca yang akan diantar ke setiap rumah gadis oleh seorang pejabat istana.

Baca juga : Kisah Timun Mas

“Pangeran mencari pemilik sepatu kaca ini, jika pas maka siapapun dia. Pangeran akan menjadikannya istri dan tinggal di dalam istana,” ucap Pejabat istana yang akan menyampaikan maksud tujuannya sebelum masuk ke dalam rumah setiap gadis.

Kini giliran rumah Cinderella, dimana ibu dan saudari-saudari tirinya sudah antusias untuk mencoba sepatu kaca yang indah itu. Namun sayang, tidak ada yang cocok dengan semua ukuran kaki mereka. Kemudian datanglah Cinderella yang barusaja keluar dari dapur, sebab ia baru selesai memasak.
“Wahai, Nona! Dapatkah engkau mencoba sepatu ini juga?” tanya Pejabat istana, sontak saja Cinderella merasa kaget sebab itu adalah sepatu miliknya.

“Dia hanya seorang pembantu di rumah ini, Tuan,” ujar ibu tirinya yang segera menyela ucapan Pejabat kerajaan.

“Maaf, tapi semua orang. Maksudku semua gadis di negeri ini berhak mencobanya,” sergah Pejabat istana.

Kemudian tanpa ragu Cinderella langsung memakai sepatu kaca dan pas di ukuran kakinya. Lalu teman-teman kecilnya membawa satu lagi sepatu kaca yang disimpan di atas loteng. Maka Cinderella terpilih menjadi pendamping Pangeran Tampan, mereka menikah dan tinggal di istana. Mereka hidup bahagia.

***

Selesai


Pesan moral yang dapat diambil dari kisah ini adalah keburukan tak lantas harus dibalas keburukan. Itu semua bukan tugas kita, kita hanya perlu melakukan yang terbaik di setiap situasi dan kondisi. Itu saja.

Desiana P

Belum ada Komentar untuk "Cerita Cinderella putri yang cantik dan Pangeran Tampan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel