Dongeng : Perjalanan Siput Mencari Rumah Idaman
Asal Mula Rumah Siput - Pada zaman dahulu diceritakan sebuah kisah tentang seekor Siput. Ya, ialah hewan yang mampu berjalan dengan cukup baik, meskipun ia berjalan dengan lambat. Akan tetapi bangsa Siput tidak pernah merasa iri dengan kecepatan yang dimiliki hewan lainnya. Meskipun terdengar kabar jika seekor Siput pernah memenangkan lomba lari bersama Si Kancil yang terkenal itu.
Jauh-jauh hari sebelum Siput memiliki sebuah rumah. Ya, kala itu hewan bernama Siput tidak memiliki rumah sehingga diceritakanlah keadaan itu berikut ini.
Seekor Siput berpikir untuk memiliki rumah seperti hewan-hewan yang lainnya.
Mereka memiliki tempat untuk berteduh dan berlindung dari segala cuaca dan suasana. Sedangkan Siput hanya berjalan dari satu tempat ke tempat lain, tanpa kenal waktu. Bahkan 24 jam hanya mereka gunakan untuk berjalan dan sedikit digunakan untuk mencari makan.
Meratapi kesedihannya, maka Siput memutuskan untuk mencari rumah tempat tinggalnya. Ia mulai berjalan dari tempatnya kini berada, seperti biasa perjalanan selalu akan terasa panjang dan tidak pernah pernah sekalipun terasa mudah.
Tak berapa kemudian ia menemukan satu sarang burung yang sepertinya telah lama ditinggalkan pemiliknya. Siput merasa jika inilah tempat tinggal yang nyaman, setidaknya ia merasa terlindungi dari panas matahari, apalagi sarang burung itu berada di antara dahan pohon yang berdaun hijau. Kemudian rumahnya bisa memberi rasa hangat ketika malam menjelang. Ya, suasana sangat dingin kerap kali membuat semua hewan tidak bisa tidur dengan nyenyak.
Akan tetapi tak bertahan lama akhirnya Siput harus meninggalkan rumahnya, sebab musim kemarau telah membuat daun-daun berguguran. Sehingga rumahnya menjadi terasa sangat panas, terik matahari langsung menyinari sarangnya. Kemudian rumahnya tidak bisa memberi rasa hangat dari dinginnya malam. Hal itu sama sekali tidak menyenangkan baginya.
Siput kembali berjalan untuk mencari rumah yang dia impikan selama ini. Kemudian ia menemukan sebuah lubang yang berada di dalam sebuah pohon. Siput merasa jika lubang tersebut dapat dijadikan tempat berlindung yang sangat baik. Siput tinggal di sana untuk waktu yang cukup lama. Perlahan ia mulai merasa betah dan meyakini jika lubang pohon tersebut adalah rumah impiannya.
Akan tetapi pada suatu hari Siput kembali berpikir tentang rumah impiannya. Dimana suatu pagi ia terbangun oleh suara burung pelatuk yang mematuki pohon, suaranya cukup keras sehingga Siput merasa sangat terganggu.
Tanpa ingin menimbulkan sebuah perdebatan dengan burung pelatuk yang masih bertengger di dekat rumahnya. Maka Siput berniat untuk meninggalkan rumahnya, ia tidak ingin tinggal di tempat yang penuh dengan kebisingan. Tak akan ada kedamaian di tempat yang ramai itu. Siput berjalan dengan rasa yang sedikit kesal namun tidak sampai berlebihan.
Siput dengan suasana hati yang tidak menentu akhirnya dapat menemukan sebuah lubang di dalam tanah. Ia meyakini jika tempat itu adalah tempat yang nyaman untuk dijadikan rumah idaman. Akhirnya Siput tidur di dalam dan merasa sangat nyaman sebab tanpa gangguan sedikitpun.
Akan tetapi saat malam tiba, terdengar suara-suara berisik dari atas permukaan tanah. Akan tetapi Siput berusaha untuk kembali tertidur. Betapa kagetnya Siput saat mengetahui jika rumahnya hancur berantakan, tentu saja semua itu adalah kelakuan para tikus tanah. Kemudian dengan sedih Siput harus kembali meninggalkan rumahnya. Ia terus berjalan dan berjalan sebab keyakinannya selalu berkata jika di depan sana ada rumah impiannya.
Sampailah Siput di tepi pantai yang sibuk dengan suara ombak bergemuruh, tanpa henti. Ia merasa sangat lelah dan merasa beruntung ketika melihat sebuah lubang di dekat batu karang. Siput masuk ke dalam lubang karang tersebut dan istirahat di dalamnya.
Kemudian dengan tiba-tiba Siput terbangun karena sebuah deburan ombak berhasil menghantam wajahnya. Tentu saja wajah dan tubuh Siput menjadi basah kuyup, kemudian ia benar-benar sadar dari tidurnya lalu ia berusaha mengeringkan tubuhnya yang masih basah.
Setelah cukup lama mempertimbangkan sebuah keputusan. Akhirnya Siput keluar dari rumah yang baru saja ia tempati. Bukan rencana yang baik jika ia tetap tinggal di sana. Siput yakin jika lubang karang bukan rumah impian yang ia cari selama ini.
Di tengah kekalutan maka Siput kembali berjalan untuk kembali berusaha menemukan rumah baru baginya. Meskipun ia tahu jika di depan sana masih banyak kegagalan yang mungkin bisa terjadi. Akan tetapi Siput tidak berhenti untuk terus berjalan ke depan. Ya, ia lambat.
Hari sudah semakin malam, matahari sudah pergi beberapa waktu yang lalu. Sedangkan bulan belum juga muncul di atas langitnya dan bahkan tidak ada sebutir pun bintang yang bersinar. Tentu saja langit menjadi sangat gelap dan mencekam. Sebab Siput kurang ahli untuk berjalan di kegelapan.
Siput harus segera berlindung dari gelap malam yang berbahaya. Ya, malam itu cenderung sangat dingin dan banyak hewan malam yang keluar untuk mencari makanan. Sehingga ia berusaha untuk mencari tempat berlindung, setidaknya untuk malam ini saja.
Akhirnya usaha Siput membuahkan hasil, dimana ia menemukan sebuah cangkang kerang yang ukurannya pas dengan besar tubuhnya yang tidak seberapa. Ia memutuskan untuk berlindung di dalam cangkang kerang yang kosong sambil berharap keselamatan bagi dirinya sendiri.
Siput merasa hangat dan sedikitpun tidak mendengar deburan ombak yang masih sibuk di luar sana. Sehingga tanpa ia sadari, Siput sudah tertidur dengan lelap di dalam cangkang kerang tanpa sedikit pun gangguan.
Pagi telah menjelang dan Siput benar-benar bisa tertidur di tengah keramaian. Kemudian ia memutuskan jika cangkang kerang tersebut bisa dijadikan rumah impiannya.
Rumah barunya kini sangat ringan dan sangat hangat di tubuhnya. Siput berencana untuk membawa rumahnya kemanapun ia akan pergi. Sehingga ia bisa beristirahat dimana saja tanpa khawatir dengan keselamatan dirinya sendiri.
Akhirnya Siput menemukan rumah yang selama ini menjadi rumah impian. Tak ada lagi rasa takut dan khawatir dengan segala kondisi dan cuaca. Sebab Siput membawa rumahnya kemanapun ia pergi, ada sebuah kebanggaan tersendiri ketika Siput menjadi salah satu hewan yang bisa membawa rumahnya sendiri.
Sejak saat itulah para Siput di bumi memiliki rumahnya sendiri. Tak sekalipun mereka memiliki tempat tinggal seperti hewan lainnya. Dimana keluar di pagi hari ke suatu tempat dan kembali ke rumah di sore hari. Hewan lainnya harus kembali ke rumahnya, menempuh jarak yang tidak sebentar untuk kembali.
Bahkan telah dikabarkan jika setiap minggu, para Siput berkumpul di sebuah tempat yang ramai dekat sungai. Ternyata mereka mencuci rumahnya sendiri supaya kembali untuk nyaman di tempati. Mereka membersihkan rumah dengan suasana hati yang menyenangkan dan penuh canda tawa.
Tersiarlah kabar ke seluruh penjuru dunia jika hewan bernama Siput telah memiliki rumahnya sendiri. Tentu saja itu kabar yang menyenangkan karena semua hewan turut berbahagia atas kesuksesan Siput menemukan rumah impian.
Pesan yang dapat diambil dari kisah ini adalah kita tidak boleh menyerah. Mungkin saja di depan sana kita disambut dengan banyak kegagalan, namun di sana pula keberhasilan telah menunggu kita untuk dijemput dengan suka cita.
extendtube.net |
Jauh-jauh hari sebelum Siput memiliki sebuah rumah. Ya, kala itu hewan bernama Siput tidak memiliki rumah sehingga diceritakanlah keadaan itu berikut ini.
Seekor Siput berpikir untuk memiliki rumah seperti hewan-hewan yang lainnya.
Mereka memiliki tempat untuk berteduh dan berlindung dari segala cuaca dan suasana. Sedangkan Siput hanya berjalan dari satu tempat ke tempat lain, tanpa kenal waktu. Bahkan 24 jam hanya mereka gunakan untuk berjalan dan sedikit digunakan untuk mencari makan.
Meratapi kesedihannya, maka Siput memutuskan untuk mencari rumah tempat tinggalnya. Ia mulai berjalan dari tempatnya kini berada, seperti biasa perjalanan selalu akan terasa panjang dan tidak pernah pernah sekalipun terasa mudah.
Tak berapa kemudian ia menemukan satu sarang burung yang sepertinya telah lama ditinggalkan pemiliknya. Siput merasa jika inilah tempat tinggal yang nyaman, setidaknya ia merasa terlindungi dari panas matahari, apalagi sarang burung itu berada di antara dahan pohon yang berdaun hijau. Kemudian rumahnya bisa memberi rasa hangat ketika malam menjelang. Ya, suasana sangat dingin kerap kali membuat semua hewan tidak bisa tidur dengan nyenyak.
Akan tetapi tak bertahan lama akhirnya Siput harus meninggalkan rumahnya, sebab musim kemarau telah membuat daun-daun berguguran. Sehingga rumahnya menjadi terasa sangat panas, terik matahari langsung menyinari sarangnya. Kemudian rumahnya tidak bisa memberi rasa hangat dari dinginnya malam. Hal itu sama sekali tidak menyenangkan baginya.
Siput kembali berjalan untuk mencari rumah yang dia impikan selama ini. Kemudian ia menemukan sebuah lubang yang berada di dalam sebuah pohon. Siput merasa jika lubang tersebut dapat dijadikan tempat berlindung yang sangat baik. Siput tinggal di sana untuk waktu yang cukup lama. Perlahan ia mulai merasa betah dan meyakini jika lubang pohon tersebut adalah rumah impiannya.
Akan tetapi pada suatu hari Siput kembali berpikir tentang rumah impiannya. Dimana suatu pagi ia terbangun oleh suara burung pelatuk yang mematuki pohon, suaranya cukup keras sehingga Siput merasa sangat terganggu.
Tanpa ingin menimbulkan sebuah perdebatan dengan burung pelatuk yang masih bertengger di dekat rumahnya. Maka Siput berniat untuk meninggalkan rumahnya, ia tidak ingin tinggal di tempat yang penuh dengan kebisingan. Tak akan ada kedamaian di tempat yang ramai itu. Siput berjalan dengan rasa yang sedikit kesal namun tidak sampai berlebihan.
Siput dengan suasana hati yang tidak menentu akhirnya dapat menemukan sebuah lubang di dalam tanah. Ia meyakini jika tempat itu adalah tempat yang nyaman untuk dijadikan rumah idaman. Akhirnya Siput tidur di dalam dan merasa sangat nyaman sebab tanpa gangguan sedikitpun.
Akan tetapi saat malam tiba, terdengar suara-suara berisik dari atas permukaan tanah. Akan tetapi Siput berusaha untuk kembali tertidur. Betapa kagetnya Siput saat mengetahui jika rumahnya hancur berantakan, tentu saja semua itu adalah kelakuan para tikus tanah. Kemudian dengan sedih Siput harus kembali meninggalkan rumahnya. Ia terus berjalan dan berjalan sebab keyakinannya selalu berkata jika di depan sana ada rumah impiannya.
Sampailah Siput di tepi pantai yang sibuk dengan suara ombak bergemuruh, tanpa henti. Ia merasa sangat lelah dan merasa beruntung ketika melihat sebuah lubang di dekat batu karang. Siput masuk ke dalam lubang karang tersebut dan istirahat di dalamnya.
Kemudian dengan tiba-tiba Siput terbangun karena sebuah deburan ombak berhasil menghantam wajahnya. Tentu saja wajah dan tubuh Siput menjadi basah kuyup, kemudian ia benar-benar sadar dari tidurnya lalu ia berusaha mengeringkan tubuhnya yang masih basah.
Setelah cukup lama mempertimbangkan sebuah keputusan. Akhirnya Siput keluar dari rumah yang baru saja ia tempati. Bukan rencana yang baik jika ia tetap tinggal di sana. Siput yakin jika lubang karang bukan rumah impian yang ia cari selama ini.
Di tengah kekalutan maka Siput kembali berjalan untuk kembali berusaha menemukan rumah baru baginya. Meskipun ia tahu jika di depan sana masih banyak kegagalan yang mungkin bisa terjadi. Akan tetapi Siput tidak berhenti untuk terus berjalan ke depan. Ya, ia lambat.
Siput Menemukan Rumah
Siput terus berjalan bahkan berusaha keluar dari tepi pantai. Ia merasa jika suasana pantai tidak cocok menjadi lingkungan hidupnya. Tak terasa seharian penuh ia hanya menggunakan sedikit waktu untuk beristirahat. Sehingga ia merasa sangat lelah, bahkan ia berjalan dengan langkah sangat gontai.Hari sudah semakin malam, matahari sudah pergi beberapa waktu yang lalu. Sedangkan bulan belum juga muncul di atas langitnya dan bahkan tidak ada sebutir pun bintang yang bersinar. Tentu saja langit menjadi sangat gelap dan mencekam. Sebab Siput kurang ahli untuk berjalan di kegelapan.
Siput harus segera berlindung dari gelap malam yang berbahaya. Ya, malam itu cenderung sangat dingin dan banyak hewan malam yang keluar untuk mencari makanan. Sehingga ia berusaha untuk mencari tempat berlindung, setidaknya untuk malam ini saja.
Akhirnya usaha Siput membuahkan hasil, dimana ia menemukan sebuah cangkang kerang yang ukurannya pas dengan besar tubuhnya yang tidak seberapa. Ia memutuskan untuk berlindung di dalam cangkang kerang yang kosong sambil berharap keselamatan bagi dirinya sendiri.
Siput merasa hangat dan sedikitpun tidak mendengar deburan ombak yang masih sibuk di luar sana. Sehingga tanpa ia sadari, Siput sudah tertidur dengan lelap di dalam cangkang kerang tanpa sedikit pun gangguan.
Pagi telah menjelang dan Siput benar-benar bisa tertidur di tengah keramaian. Kemudian ia memutuskan jika cangkang kerang tersebut bisa dijadikan rumah impiannya.
Rumah barunya kini sangat ringan dan sangat hangat di tubuhnya. Siput berencana untuk membawa rumahnya kemanapun ia akan pergi. Sehingga ia bisa beristirahat dimana saja tanpa khawatir dengan keselamatan dirinya sendiri.
Akhirnya Siput menemukan rumah yang selama ini menjadi rumah impian. Tak ada lagi rasa takut dan khawatir dengan segala kondisi dan cuaca. Sebab Siput membawa rumahnya kemanapun ia pergi, ada sebuah kebanggaan tersendiri ketika Siput menjadi salah satu hewan yang bisa membawa rumahnya sendiri.
Sejak saat itulah para Siput di bumi memiliki rumahnya sendiri. Tak sekalipun mereka memiliki tempat tinggal seperti hewan lainnya. Dimana keluar di pagi hari ke suatu tempat dan kembali ke rumah di sore hari. Hewan lainnya harus kembali ke rumahnya, menempuh jarak yang tidak sebentar untuk kembali.
Bahkan telah dikabarkan jika setiap minggu, para Siput berkumpul di sebuah tempat yang ramai dekat sungai. Ternyata mereka mencuci rumahnya sendiri supaya kembali untuk nyaman di tempati. Mereka membersihkan rumah dengan suasana hati yang menyenangkan dan penuh canda tawa.
Tersiarlah kabar ke seluruh penjuru dunia jika hewan bernama Siput telah memiliki rumahnya sendiri. Tentu saja itu kabar yang menyenangkan karena semua hewan turut berbahagia atas kesuksesan Siput menemukan rumah impian.
***
Selesai
Desiana P
Ceritarakyatpendek.com
Belum ada Komentar untuk "Dongeng : Perjalanan Siput Mencari Rumah Idaman"
Posting Komentar