Kisah Nabi Nuh dan Bahtera Besar Penyelamat Bencana

Kisah Nabi Nuh - Perjalanan Dakwah -Sejarah kebudayaan islam telah mencatat sebuah kejadian luar biasa yang terjadi di masa lalu. Bahkan sebelumnya telah diabadikan oleh Allah SWT dalam ayat-ayat suci Al-Quran, supaya dapat dijadikan pelajaran bagi umat-umat akhir zaman. Ialah kisah para utusan-utusan Allah SWT, salah satunya adalah kisah Nabi Nuh ‘Alaihissalam.
kisah nabi nuh untuk kanak kanak

Nabi Nuh A.S menjadi urutan nabi ketiga dalam nama nabi-nabi yang wajib diketahui yakni sebanyak 25 Nabi dan Rasul. Allah SWT mengutus orang-orang terpilih untuk menyebarkan ajaran islam kepada suatu kaum di berbagai belahan bumi yang berbeda-beda. Tak lain supaya mereka bisa mengikuti ajaran kebenaran dan menjauhkan diri pada kemungkaran.

***

Diceritakanlah Nabi Nuh A.S diutus Allah SWT ke suatu negeri yang berada diantara dua sungai yang mengalir, sungai itu bernama Eufrat dan Tigris. Negeri atau daerah tersebut adalah daerah yang sederhana, dihuni oleh orang-orang yang awalnya masih menyembah berhala yang dilarang oleh Allah SWT. Melihat keadaan tersebut maka Nabi Nuh A.S memiliki tugas untuk menyebarkan dakwah islam, supaya seluruh penduduk bisa kembali pada ajaran yang benar.

Kemudian hari demi hari berlalu dengan cepat, kaum yang lemah perlahan ditindas oleh para kaum yang lebih kuat kedudukannya. Sehingga kehancuran umat Nabi Nuh A.S sudah mulai berlangsung selama masa dakwahnya. Tak hanya itu semua orang semakin menjadi-jadi untuk membuat berhala-berhala, bahkan mereka meletakkan berhala itu di tepi aliran sungai Eufrat.

Nabi Nuh A.S mengajak kaumnya untuk kembali ke jalan yang benar dan menjauhkan diri dari segala bentuk kebodohan. Akan tetapi mereka sedikitpun tidak mendengar seruan Nabi Nuh A.S, banyak orang menentang daripada menjadi pengikut kebenaran. Meskipun begitu Nabi Nuh A.S tidak menyerah dengan dakwahnya untuk mengajak umatnya kembali.

Para petinggi kaum penentang bahkan telah menyebut Nabi Nuh A.S sebagai orang gila. Kemudian berkat taktik liciknya membuat para penentang itu menaruh kebencian yang amat dalam kepada Nabi Nuh A.S.

Mereka mengira jika Tuhan Nabi Nuh A.S tidak berguna, sebab pada masa itu musim sedang kering dan kemarau berkepanjangan. Para kaum yang menentang ajaran Allah SWT menghasud orang-orang beriman untuk segera kembali menyembah berhala, dimana kegiatan tersebut merupakan kegiatan nenek moyang dulu. Segala usaha mereka lakukan supaya orang-orang beriman tidak lagi percaya kepada pesan yang disampaikan Nabi Nuh A.S. Akan tetapi Allah SWT telah menguatkan hati para mukmin untuk tetap berada di jalan yang lurus dalam kebenaran.

***

Sebuah Bahtera

Musim kemarau belum juga berakhir, dimana makanan dan sumber kehidupan lainnya juga ikut menipis. Ya, para petani dan penggembala juga merasakan kerugian yang besar, sehingga mereka kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Meskipun keadaan kaum mukmin berada dalam kesulitan, akan tetapi tak ada satupun yang berani untuk kembali menyembah berhala. Nabi Nuh A.S menyadari jika kaum mukmin hanya berjumlah sedikit saja, namun ia tidak menyerah di dalam dakwahnya.

Pada suatu hari tibalah sebuah wahyu Allah SWT, dimana Nabi Nuh A.S diperintahkan untuk membuat sebuah kapal yang besar. Ya, sebuah bahtera yang sangat besar. Kemudian Nabi Nuh A.S menyampaikan wahyu yang diterimanya kepada kaum mukmin.

Awalnya mereka merasa heran dengan perintah Nabi Nuh A.S yang harus membuat bahtera saat musim sedang kemarau panjang. Akan tetapi pada akhirnya kaum mukmin bersedia untuk membuatnya secara bergotong-royong.

Cobaan demi cobaan kembali datang dari para kaum penentang, dimana mereka mengejek kaum mukmin yang membantu Nabi Nuh A.S untuk membuat sebuah bahtera. Apalagi pembuatannya dilakukan di atas sebuah bukit yang cukup tinggi. Mereka para kaum penentang terkadang tertawa terbahak-bahak melihat tingkah Nabi Nuh A.S yang mereka anggap semakin gila. Meskipun begitu Nabi Nuh A.S sedikitpun tidak pernah berhenti untuk percaya pada perintah yang disampaikan kepadanya. Berbekal keyakinan itu pula maka nabi Nuh A.S dan kaumnya terus bekerja membuat bahtera.

Akhirnya bahtera yang mereka buat bersama sudah selesai dengan sangat baik. Ya, ukurannya juga sangat luas dan sangat besar. Sembari menyelesaikan pekerjaannya membuat bahtera bersama kaum mukmin, terkadang kaumnya bertanya kapan perintah untuk naik ke atas kapal itu akan diturunkan dari Tuhan. Maka Nabi Nuh A.S meminta kepada kaumnya supaya bersabar. Ya, Nabi Nuh A.S menunggu perintah selanjutnya dari Allah SWT melalui malaikat utusannya.
***

Tibalah Saatnya

Suatu hari telah tiba sebuah berita tentang waktu bagi Nabi Nuh A.S dan kaum mukmin untuk menaiki bahtera. Dimana ketika air muncul dari salah satu rumah kaum mukmin.
Setelah menunggu kabar yang telah tersebar ke seluruh kaum mukmin, maka benar saja pesan itu. Air sudah keluar dari salah satu rumah kaum mukmin maka dengan segera semua kaum mukmin dan sepasang hewan-hewan juga ikut serta untuk menaiki bahtera. Semua orang dan hewan-hewan telah berada di dalam bahtera dengan kondisi aman.

Tiba-tiba langit menjadi mendung dan kilat bertebaran di seluruh langit. Kemudian muncullah air dari tempat yang tidak diketahui. Terlihat air keluar dari lembah-lebah dan celah bebatuan. Semua penumpang bahtera merasa heran melihat kejadian itu.

Kemudian semua kaum penentang dakwah Nabi Nuh A.S menjerit dan melarikan diri. Mereka berusaha menuju tempat yang semakin tinggi untuk menghindari luapan air yang semakin tinggi dari waktu ke waktu. Tak hanya itu tibalah badai dahsyat mengguncang negeri itu, hujan semakin deras dan kilat terus menyambar.

Nabi Nuh A.S juga mengajak istri dan anaknya yang bernama Kan’an, akan tetapi mereka berdua mengikuti kaum penentang. Bahkan tidak ingin mengikuti ajakan ayahnya sendiri untuk ikut serta. Sehingga istri dan anak Nabi Nuh A.S tidak terselamatkan dan menjadi salah satu korban dalam badai yang mengamuk itu.

Bahtera terus melaju di tengah hujan dan badai yang masih berlangsung, diceritakan jika badai itu terjadi selama 40 hari lamanya. Berkat pertolongan Allah SWT, dimana Nabi Nuh A.S dan para kaum mukmin terus meminta pertolongan dan keselamatan.

Akhirnya badai itu telah reda dan semua penumpang bahtera sangat bersyukur dengan keadaan tersebut. Sehingga semua penumpang termasuk Nabi Nuh A.S keluar dari bahtera.
Hujan benar-benar reda, air kembali diserap bumi dan menjadi kering kembali. Kemudian bahtera itu berlabuh di sebuah pegunungan yang bernama bukit Judy. Seluruh pengikut Nabi Nuh A.S dan hewan-hewan keluar lalu membangun peradaban baru dengan kehidupan baru di belahan bumi yang lain. Semua kehidupan menjadi rukun dan penuh kedamaian.

Allah SWT telah mengirim utusannya Nabi Nuh A.S yang bertugas untuk menyelamatkan kaum manusia dari kehancuran. Kemudian Nabi Nuh A.S tutup usia dengan ditandai datangnya malaikat Maut kepadanya. Ya, Malaikat yang bertugas untuk mencabut nyawa setiap yang hidup di dunia. Nabi Nuh A.S pergi dengan hati dan jiwa yang damai, meninggalkan kaum-kaum mukmin yang sudah beriman kepada Allah SWT. Ya, itulah tujuan hidupnya yang utama.

***
Selesai

Pesan yang dapat diambil dari kisah ini adalah kita harus teguh dalam pendirian. Menegakkan ajaran Allah SWT adalah tugas utama manusia, meskipun cobaan demi cobaan terus menghadang jalan kebenaran.

Desiana P

Belum ada Komentar untuk "Kisah Nabi Nuh dan Bahtera Besar Penyelamat Bencana"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel